Pages

FORZA JUVE !

FORZA JUVE !

Selasa, 31 Desember 2013

Kelas Sosial dan Kelompok Sosial

PERBEDAAN ANTARA KELAS SOSIAL DENGAN STATUS SOSIAL

            Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :

            Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.


DINAMIKA KELAS SOSIAL 

            Kelas sosial-sebuah hierarki status dimana kelompok-kelompok dan individu yang diklasifikasikan atas dasar penghargaan dan prestige. - American Marketing Association.

            Sebuah kelas sosial adalah sekelompok orang yang anggota lain dari masyarakat melihat sebagai sama dengan satu sama lain dalam prestise sosial dan siapa yang lain percaya untuk menjadi superior atau inferior dalam prestise untuk kelompok lain yang merupakan kelas sosial bawah mereka atau di atas mereka. – Warner.

Klasifikasi Kelas Sosial Berdasarkan Status Ekonomi:
  • KELAS ATAS : Terdiri dari kelompok orang-orang kaya  yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
  • KELAS MENENGAH : Terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan, yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
  • KELAS BAWAH : Terdiri dari kelompok orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).

Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi 3 kelas (golongan), yaitu:
  • Golongan Kapitalis (Borjuis) : Merupakan golongan yang terdiri para penguasa tanah & alat produksi.
  • Golongan Menengah : Merupakan golongan yang terdiri dari para pegawai pemerintah. Golongan menengah cenderung dimasukkan ke dalam golongan kapitalis, karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. 
  • Golongan Proletar : Merupakan golongan yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk kaum buruh dan pekerja pabrik.

Faktor yang mempengaruhi penentuan kelas sosial:

            Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengemukakan pendapat Gilbert dan Kahl yang menyebutkan bahwa ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan ke dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut : 
  • Variabel Ekonomi
    • Status Pekerjaan
    • Pendapatan
    • Harta benda
  • Variabel Interaksi
    • Prestis individu
    • Asosiasi
    • Sosialisasi
  • Variabel Politik
    • Kekuasaan
    • Kesadaran Kelas
    • Mobilitas

SOCIAL MOBILITY DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP MARKET  

            Mobilitas adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola tertentu yang mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial. Tipe gerak sosial ada 2, yaitu;

Gerak sosial vertikal

            Gerak sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam, yaitu;
  • Gerak sosial vertikal naik, Terdapat dua bentuk utama, yaitu;
    • Masuknya individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
    • Pembentukan suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi
  • Gerak sosial vertikal turun, Terdapat dua bentu utama,yaitu;
    • Turunnya keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
    • Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai kesatuan

Gerak Sosial Horizontal

            Gerak sosial horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.


KLASIFIKASI GEODEMOGRAFI DAN MANFAATNYA BAGI PEMASAR

            Segmentasi Geodemografis, Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama. Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau Clusering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.

            Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis. Kata geodemografis adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan karakteristik  demografis serta gaya hidup yang sama.


PEMASARAN UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL

            Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.

Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
  2. Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
  3. Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
  4. Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.

PENGENALAN KEBUTUHAN DAN KRITERIA EVALUASI

            Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

            Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:
  • Harga. Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
  • Nama Merek. Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
  • Negara asal. Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
  • Saliensi kriteria evaluasi. Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.


PROSES PENCARIAN

            Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakan kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi.


PROSES PEMBELIAN
   
            Status sosial mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam lingkungan tempat tinggal.

            Konsumen kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka. Pada tahun – tahun awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi atau merk desainer, tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan pengaruh informasi meluas.


METODE PENELITIAN PEMASARAN UNTUK MENGUKUR KELAS SOSIAL

            Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu. Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17 
Sources : Disini | Disini | Disini



Jumat, 20 Desember 2013

Dinamika Kelompok dan Kelompok Rujukan

KELOMPOK RUJUKAN

            Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
            Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.


KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN

            Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama.
            Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
            Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi (perilaku konsumen) adalah penting, tetapi sering diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
  • Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan keluarga, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan.
  • Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain didalam keluarganya. contohnya, anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orangtuanya

VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN

            Ada 4 variabel struktural yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, yaitu:
  1. Usia kepala rumah tangga atau keluarga. Usia kepala rumah tangga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, dimana sang kepala keluarga yang membuat keputusan dalam keluarga. Kepala keluarga dengan usia matang tentu lebih mengalokasikan pendapatannya ke hal yang lebih untuk mempersiapkan masa depan
  2. Status perkawinan. Keperluan seorang yang single dengan yang sudah bersuami/istri tentu berbeda. Karena itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
  3. Kehadiran anak. Kehadiran anak juga sangat menetukan pengalokasian pendapatan, mungkin bagi yang belum punya anak lebih mengalokasikan pendapatan untuk kepentingan berdua (suami dan istri), namun dengan kehadiran anak maka dana akan dialokasikan untuk anak mereka, dari pakaian, makanan, mainan dan untuk masa depan anak.
  4. Status Pekerjaan. Seorang anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap tetap akan lebih berani membeli seuatu daripada yang pekerjaannya tidak tetap.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN

            Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
            Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.

Siklus Keluarga Menurut Duval (Niacholas 1984) ada siklus perkembangan keluarga
Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

Siklus Kehidupan keluarga
            Menurt neightbor (1985) tahapan tugas dan masalah – masalah yang menjadi isu penting dalam setap tahapan siklus kehidupan keluraga sbb:

1.      Tahap perkawinan : pada tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan dan saling mengenal serta memahami pribadi masing – masing untuk bersama – sama membangun keluaraga.
2.      Tahap Melahirkan anak : Pada tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana menciptakan suasana dan peran dengan adanya kehadiran anak.pada tahap ini bagaimana dapat salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali peran masing - masing, mana yang menjadi tugas suami dan mana yang menjdi tugas istri mengasuh anak
3.      Tahap membesarkan anak- anak memasuki sekolah dasar : pada tahap ini tugas utamanya adalah emngasuh dan mendidik anak–anak. Pada tahap ini tentang menyediakan lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak–anak, bagaimana menjdai orang tua yang baik, keterlibatan dengan masyarakat, waktu yang lebih banyak untuk mencurahkan kepada anak -anak,terutama untuk ibu dan bagaimana memberikan perhatian dan mengasuh yang adil diantara anak -anak.
4.      Membesarkan anak -anak usia remaja : pada tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam mengatur batasan–batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Neighbour memberikan istilah orang tua melakukan “boundary testing”. Isu yang penting tahap ini adalah tari–meneraik antara mengendalikan dan memberikan kebebasan kepada remaja, berusaha untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan pada anak, masalah individualisasi dan keinginan anak mulai dilepaskan
5.      keluarga mulai melepaskan anak –anak : Pada tahap ini anak – anak mulai menikah dan orang tua mulai akan ditinggalkan anak-anak.tugas orang tua adalah mempersiapkan anak -anaknya siap untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Perubahan trasnsisi peran yang dilakukan setelah anak -anak tinggal di rumah dengan peran anatara       ketika anak -anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu penyesuaian antara suami istri dengan kondisi baru.
6.      Tahap – tahap pertengahan : pada tahap ini suami istri berusaha untuk melakukan evaluasi diri dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan masing–masing. Timbulnya krisis tengah baya, perasaan puas atau sebaliknya munculnya kekecewaan, menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi terhadap mas apensiun atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena meninggal
7.      Usia tua : Pada tahap ini tugas yang dilakukan adalah menghadapi kematian.isu-isu penting timbul adalh munculnya penyakit tua, mulai mendekat.


SIKLUS HIDUP KELUARGA MODEL TRADISIONAL

            Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:

  • Tahap I: Bachelor, pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
  • Tahap II: Honeymooners, pasangan muda yang baru menikah.
  • Tahap III: Parenthood, pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
  • Tahap IV: Postparenthood, sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
  • Tahap V: Dissolution, salah satu pasangan sudah meninggal.

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH

            Secara umum saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan denga peran mulai berubah karena masyarakat saat ini makin kompleks. Hal ini  dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain :
  1. Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena anggotanya semakin menurun.
  2. Single parent meningkat karena adanya perceraian
  3. Orang tau tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
  4. Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
  5. Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
  6. Status perceraian relatif biasa.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

            Metodologi yang digunakan untuk meneliti studi tentang keputusan keluaraga hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah ini ;
1.    Kerangka Proses-Keputusan.
2.    Kategori Sturktur-Peran. 
3.    Bias Pewawancara. 
4.    Seleksi Responden



IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN

            American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
           Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6). 
           Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
           Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2013/12/perilaku-konsumen-minggu10-dinamika.html


Sabtu, 30 November 2013

Komunikasi

PENTINGNYA KOMUNIKASI

            Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa komunikasi maka kehidupan tidak akan berjalan. Bayangkan saja, apabila setiap orang tidak berkomunikasi, hidup sendiri-sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang berarti mereka bergantung kepada orang lain, tanpa komunikasi maka kebutuhan tidak akan terpenuhi. Contohnya seorang anak bayi menangis saat ia lapar, itu merupakan komunikasi untuk ibunya atau orang sekitarnya agar diberi makan. Bila bayi tersebut tidak menangis, maka bayi tersebut bisa mati kelaparan.


DEFINISI KOMUNIKASI

            Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.


PROSES KOMUNIKASI

            Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.

            Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
    • Penginterprestasian. Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
    • Penyandian. Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
    • Pengiriman. Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
    • Perjalanan. Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
    • Penerimaan. Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
    • Penyandian Balik. Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
            Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).


KOMUNIKASI PERSUASIF

            Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

            Faktor - faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil, b
anyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah :

1.        Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya  seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
2.       Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
3.       Pengaruh lingkungan
4.       Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)


PANDANGAN TENTANG PROSES KOMUNIKASI

            Proses komunikasi memandang bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Dengan pandangan tersebut kemudian, mencari cara bagaimana hal tersebut bisa tercapai dengan mempelajari tahap-tahap dari proses komunikasi, yaitu penginterpretasian, penyandian, pengiriman, perjalanan, penerimaan, penyandian balik.


MEMILIH SALURAN KOMUNIKASI

            Komunikator memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesannya. Misalnya, umumnya detailer perusahaan farmasi jarang dapat meminta waktu lebih dari sepuluh menit dari seorang dokter yang sibuk. Presentasi mereka harus singkat, tajam, mengena dan meyakinkan. Hal ini membuat kunjungan detailer menjadi sangat mahal. Industri farmasi mau tak mau mesti memperluas saluran komunikasinya dengan memasang iklan di jurnal kedokteran, mengirim direct-mail (berisi kaset audio dan video), membagi sample gratis, dan juga telemarketing. Pemasar juga dapat mensponsori makan malam bersama kelompok spesialis. Kesemua saluran ini dimanfaatkan dengan harapan dapat membangun preferensi dokter pada merek obat tertentu.

Saluran komunikasi dapat dibagi dua, yaitu:

  • Personal, saluran komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara dengan audiensnya, menggunakan telepon, atau e-mail. Komunikasi personal bisa lebih efektif karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan baliknya.

  • Non-Personal, media terdiri dari media cetak (koran, majalah, direct mail), media siaran (radio, televisi), media elektronik (kaset audio, video, CD-ROM, halaman web) dan media display (baliho, papan iklan, poster, sign). Kebanyakan pesan non-personal berasal dari media yang harus dibayar perusahaan (paid media). 

MODEL KOMUNIKASI PEMASARAN

            Model komunikasi pemasaran yang biasanya dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi Sender (Source) yaitu pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen, dimana pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh si penerima (konsumen). Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan (ikian, personal selling, promosi penjualan, public relation atau dengan direct marketing). Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut proses encoding yaitu proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

            Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui media-media. Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dalam menjalankan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan ini disebut proses tranmisi.


ALAT-ALAT PROMOSI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN

            Alat promosi dalam komunikasi pemasaran merupakan sarana untuk menyampaikan apa yang pemasar pahami tentang produk tersebut kemudia disampaikan ke komunikan (konsumen) agar konsumen paham dan tertarik membeli produk tersebut.


            Alat promosi dalam komunikasi pemasaran berupa iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka dan hubungan pemasaran (publisitas).

  • Periklanan, iklan adalah mode publik komunikasi. Karena dikomunikasikan secara bersamaan untuk sejumlah besar orang dan orang tahu bahwa komunikasi yang sama akan banyak orang, mereka merasa motif mereka untuk membeli dipahami oleh pengiklan. Pesan iklan dapat diulang beberapa kali. Pembeli juga dapat membandingkan iklan dari berbagai perusahaan menjual produk yang sama. Media menawarkan fasilitas untuk menambah warna, dll suara ke pesan dan mendramatisir pesan. Tapi iklan tidak dapat berdialog dengan rakyat. Orang mungkin tidak melihat dan memperhatikan iklan. Iklan merupakan cara yang efisien untuk mencapai pembeli potensial secara geografis dengan biaya rendah per eksposur. Demikian pula infomersial TV adalah program yang dimaksudkan untuk mempromosikan produk perusahaan.
  • Promosi Penjualan, promosi penjualan alat-alat seperti kupon, kontes, premi, dan bertindak seperti sebagai media komunikasi dan juga mempromosikan penjualan. Mereka mendapatkan perhatian dan memberikan informasi yang dapat menyebabkan konsumen untuk produk. Mereka termasuk undangan yang berbeda kepada konsumen untuk melakukan transaksi dalam waktu singkat.
  • Penjualan Tatap Muka, penjualan tatap muka (Personal Selling) sebagai saluran komunikatif melibatkan hubungan hidup, langsung, dan interaktif antara orang. Personal selling menyebabkan hubungan. Pendengar merasa berkewajiban untuk menanggapi salesman setidaknya dengan sopan "terima kasih."
  • Hubungan Masyarakat, hubungan masyarakat (publisistas) dapat dibangun oleh pemostingan artikel berita dan artikel fitur lebih otentik dan kredibel dari iklan untuk pembaca. Artikel-artikel bertindak sebagai testimonial. Pesan tersebut akan sampai ke pembeli potensial sebagai berita dan mereka tidak mungkin berpaling darinya karena mereka berpaling dari iklan.

Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :

Sabtu, 23 November 2013

Sikap Kosumen

DEFINISI SIKAP KONSUMEN

            Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Definisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dan psikolog social, dimana sikap dianggap memiliki 3 unsur; (1) kognitif (pengetahuan), 2 afektif (perasaan), (3) konatif (tindakan). Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

            Sikap konsumen adalah aktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Mowen dan Minor (1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap (costumer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.


FUNGSI FUNGSI SIKAP

Fungsi Utilitarian
  • Seorang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.
  • Karena itu sikap berperan seperti operan conditioning. Iklan Osram mengkomunikasikan “hemat listrik: lebih ekonomis dan tahan 6000 jam”.
Contoh : Seseorang menyukai makan sayur dan buah-buahan karena keduanya megandung serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran konsumen. Sebaliknya, seseorang tidak merokok karena rokok membahayakan bagi kesehatannya. Contoh lainnya iklan produk perangkat computer yaitu hardisk Samsung yang mengkomunikasikan manfaat Utilitarian dari merek produknya, yaitu aman dalam proses transmisi data dengan ungkapan: “reliabitity, says it all”.

Fungsi Mempertahankan Ego
  • Sikap melindungi  citra diri seseorang.
  • Seseorang menyukai sepatu bertumit tinggi, supaya dia merasa lebih tinggi sehingga mengurangi rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri.
Contoh : seseorang selalu menggunakan sepatu bertumit tinggi, karena dia merasa menjadi lebih tinggi, sehingga bisa mengurangi rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Sebuah iklan cetak Anlene member pesab=n dengan konsep fungsi mempertahankan ego. Konsumen memiliki rasa khawatir menjadi tulang kropos, ia harus melawan rasa takut tersebut , ia harus mempertahankan rasa egonya. Anlene member solusi agar konsumen terhindar dari rasa takut tulang kropos dengan mengkonsumsi susu Anlene.

Fungsi Ekspresi Nilai 
  • Sikap akan menggambarkan minat/hobi.
  • Seseorang lebih suka membeli pakaian dibutik dan tidak suka membeli pakaian di took.

Contoh : Sikap seseorang menggambarkan minat, hobby membeli pakaian dibutik menggambarkan ekspesikelas social seserang. Butik selalu diasosiasikan dengan tempat penjualan pakaian yang baik dan berkelas.

Fungsi Pengetahuan
  • Sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen akan suatu produk.
  • Yang dilakukan pemasar, brosur berisi pengetahuan mengenai produk dan penggunaan produk, dan sebagainya.

Contoh : Poster Nutrisari mengubah sikap konsumen dengan meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat  warna sayur dan buah buah yang beragam. Peningkatan pengetahuan konsumen diharapkan dapat meningkatkan konsumsi terhadap produk tersebut.

Kombinasi beberapa fungsi

            Strategi mengubah sikap sering dilakukan dengan cara memaparkan beberapa fungsi sikap untuk menarik perhatian konsumen, sehingga mereka terdorong untuk mengubah sikapnya. Hal tersebut dilandasi oleh beragamnya faktor yang menyebabkan seorang konsumen menyukai atau tidak menyukai  suatu produk. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengkombinasikan beberapa fungsi agar konsumen dapat mengkonsumsi produk kita.


TIGA KOMPONEN SIKAP

            Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap utuh (total attitude), yaitu :
  • Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar mengenai obyek sikap. Sekali kepercayaan itu terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang diharapkan dari obyek tertentu.
  • Afektif (affective). Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap satu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
  • Konatif (conative). Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperikaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo, 1997).


PERAN SIKAP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN

            Sikap konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada orientasinya. Berkenaan dengan sikap konsumen ini, para pemasara dapat  mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan menfaat produk yang diinginkan konsumen. Segmentasi manfaat produk bagi konsumen merupakan hal yang paling mendasar untuk membidik konsumen, karena manfaat yang diinginkan akan mampengaruhi  sikap dan perilaku mereka terhadap merek, dengan demikian akan menentukan keputusan konsumen terhadap produk tersebut.

            Pemahaman sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial terutama dalam pengembangan strategi pemasaran. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penenlitian untuk mengetahui sikap konsumen. Penelitian untuk mengukur sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kelompok konsumen sasaranyang sebelumnya telah diidentifikasi.kelompok konsumen itu bisa didasarkan pada demografi, kelas social, dan gaya hidup. Terhadap segmen sasaran itu sejumlah pertanyaan mengenai produk yang akan dikembangkan diajukan. Dengan mendasarkan pada sikap dan penilaian segmen konsumen itulah pengembangan produk dilakukan.

            Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi atau strategi pemasaran. Misalnya, jika sikap konsumen dari segmen pasar tertentu yang telah diidentifikasi menginginkan produk yang mudah dibawa dan mampu menyelesaikan segala persoalan untuk prosuk komputer laptop, maka strategi promosinya harus menekankan pada penggambaran mobilitas dan penyelesaian persoalan denga cepat. Dengan demikian jufa untuk segmen pasar lain, pengembangan produk harus menyesuaikan sikap konsumen agar tujuan promosi atau pemasaran dapat tecapai.


HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU

            Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan dengan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bisa menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bisa konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
    • Spesifikasi sikap dan perilaku
    • Relevansi sikap terhadap perilaku
    • Tekanan normatif
    • Pengalaman

Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sources : Disini | Disini |  Disini


Kamis, 14 November 2013

Pembelajaran Konsumen

PENGERTIAN PEMBELAJARAN

            Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputo guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran mentiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.


TEORI PEMBELAJARAN

  • Teori Belajar Behaviorisme. Terori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
  • Teori  Belajar kognitivisme. Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
  • Teori Belajar Konstruktivisme. Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

ILUSTRASI PEMBELAJARAN TEORI
  • Ilustrasi dari classical conditioning (membiasakan)
    • Pavlov, eksperimen terhadap Anjing
    • Membiasakan sesuatu terhadap konsumen sehingga ada stimulus
  • Ilustrasi dari instrumental conditioning (belajar dari kesalahan)
    • Jika stimulus yang diberikan mendapat respon negatif atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut dimasa yang akan datang
  • Ilustrasi cognitive Learning
    • Konsumen berprilaku menyelesaikan masalah. Masalah tersebut diselesaikan dengan pencarian informasi mengenai berbagai produk yang mungkin dapat menyelesaikan masalah tersebut.
  • Ilustrasi Pembelajaran Pasif
    • Penerapannya terhadap media sarana pemasang iklan (produk dengan tingkat keterlibatan rendah). Sebaiknya, iklan menampilkan sisi lain yang tidak bersifat informasional tetapi berupa simbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

RELEVANSI PENGARUH PERILAKU DAN COGNITIVE LEARNING PADA PEMASARAN

            Pendekatan perilaku konsumen mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktifitas (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluasi keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari informasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi dan lain lain. Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.



LOYALITAS KONSUMEN

          Menurut Tjiptono (2000 : 110) loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen. 



PEMBELAJARAN VICARIOUS

            Pembelajaran Vicarious (pencontohan) menyangkut pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek-aspek dari teori pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perikalu dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain.



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17

Sources :




Jumat, 08 November 2013

Sebuah Autobiografi Singkat Dari Calon (Mantan) Striker Timnas

            Sabtu 4 Januari 1992 sekitar pukul 10 pagi, di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta, lahir seorang bayi laki-laki yang nantinya akan menjadi satu salah satu calon (mantan) striker timnas ini, (sinkronisasi kata calon yang diikuti dengan mantan, yang berarti dia gagal sebelum bertindak :D) yak! dialah saya, Yunan Wardana.
            
            Yunan Wardana, sepintas seperti tak ada arti khusus dari nama itu, tapi setelah ditelusuri lebih jauh, tanya-tanya ke orang tua, tapi ternyata memang engga ada hahahaa XD... Saat ini saya tinggal di salah satu komplek perumahan di Bekasi.
            
            Skip, langsung saja ketika saya bersekolah di SDN Bumi Bekasi Baru III yang sudah berganti nama menjadi SDN Bojong Rawa Lumbu IX. Ketika SD di setiap kelas, saya termasuk anak yang pintar, rajin, mudah berteman tapi kurang suka menabung. Itu terbukti dari nilai-nilai buku raport saya yang berbanding terbalik dengan buku tabungan saya ketika SD. Mungkin karena saya berpikir semakin kecil nilai buku tabungan, akan semakin bagus sama seperti halnya dengan peringkat/rangking di buku raport (engga deng bercanda, ga pernah ada pemikiran seperti itu dari saya hahahaa..).
            
            Seperti yang sudah saya tulis di awal, bahwa saya ingin menjadi salah satu calon (mantan) striker timnas ini, tentu salah satu cita-cita saya adalah ingin menjadi pemain sepak bola profesional, maka di pengujung sekolah dasar, saya memutuskan untuk mendalaminya di Sekolah Sepak Bola Tunas Patriot, yang bertempat di lingkungan Stadion Patriot, Bekasi.            
            
            Saat SMP, saya bersekolah di SMPN 2 Bekasi.  Kisah singkat selama 3 tahun yang banyak memiliki "arti" untuk selalu diingat. kisah bersama teman, lawan, belum lagi "cinta monyet" yang gagal "dimonyetin" (lengkapnya mungkin lain kesempatan akan saya tulis :V). Oiya, selama awal masuk SMP kelas satu, saya termasuk anak yang jarang masuk sekolah, kenapa? karena saat itu saya sedang mengikuti sebuah turnamen yang diadakan oleh sekolah sepak bola (SSB) di Senayan, jadi tak ada yang memuaskan dengan nilai-nilai raport saya dipengujung semester. Begitu pula dengan nilai-nilai tahun berikutnya, karena hampir tiap semester selama SMP, selalu ada turnamen sepak bola yang SSB kami ikuti, belum lagi turnamen futsal yang sekolah ikuti, memang akan ada "dispensasi" dari sekolah, tapi tetap itu tidak berpengaruh dengan nilai di sekolah.
            
            Next, mungkin karena terlalu "enjoy" bareng teman, sepak bola, futsal dan berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler di SMP, yang berimbas pada pelajaran sehingga saat tes masuk SMA negeri yang ingin saya tuju, saya gagal. tapi itu hanya menjadi sebuah "pemanis" dari kisah saya di SMA, karena lewat turnamen futsal, saya berhasil mengalahkan sekolah negeri yang sewaktu awal masuk SMA ingin saya tuju di Final Liga Bola Besar. Dari semua piala yang saya dapat, rasanya gelar itu yang paling terasa istimewa karena tidak mudah mengalahkan sekolah itu, sebab tiap tahun selalu diisi dengan siswa-siswa berprestasi di bidang olahraga. Andai waktu itu saya menggunakan jalur prestasi di bidang olahraga, mungkin saya bisa ber SMA disana. Penyesalan pun datang, tapi yang seperti yang saya bilang tadi, itu hanya pemanis untuk cerita saya di SMA, SMA Mutiara Baru.
            
            Di usia sewaktu SMA adalah usia dimana jiwa-jiwa muda tumbuh, muncul keinginan untuk ikut sebuah organisasi yang kurang saya dapatkan ketika saya SMP. Bukan, bukan OSIS di SMA sekolah (karena saya pikir terlalu banyak program kerja sehingga akan rapat terus-menerus ketika pulang sekolah, dan saya benci hal itu hehe..) tapi organisasi yang menampung aspirasi pemuda di komplek tempat saya tinggal. Yak, Karang Taruna! karena saya pikir program kerjanya hanya sekitar 3-6 bulan sekali hahaa..
            
            Salah satu kegiatan di Karang Taruna komplek adalah mengadakan lomba 17an dan karang taruna kebetulan menjadi panitia kegiatan dari futsal. Saya sebagai kordinator lapangan, yang tugasnya mengawasi jalannya setiap pertandingan futsal.


            **************
            Sebelum saya kuliah di Gunadarma, saya sempat merasakan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang, Universitas Negeri Semarang. Tapi, karena alasan internal dari dalam diri, saya memutuskan untuk kembali ke Bekasi. Meskipun dalam waktu yang singkat saya disana, saya memiliki beberapa teman dekat dan sampai sekarang saya masih berhubungan lewat sosial media. Dan sekarang saya cukup menikmati menuntut ilmu di Gunadarma.



nb : sekian autobiografi singkat saya, mungkin suatu saat nanti akan ada jilid 2 nya hahaa..

Kamis, 07 November 2013

Presepsi Konsumen

STIMULASI PEMASARAN DAN PRESEPSI KONSUMEN

            Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
            Solomon (1999) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih dan dipilah, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.
Ada bebrapa faktor yang mempegaruhi pembentukan persepsi seseorang, yaitu:
  • Faktor internal
    • Pengalaman
    • Kebutuhan saat itu
    • Nilai-nilai yang dianutnya
    • Ekspektasi/pengharapannya
  • Faktor eksternal
    • Tampilan produk
    • Sifat-sifat stimulus
    • Situasi lingkungan

            Ries dan trout (1986: 44) mengatakan bahwa “the consumer mind” yang menggarap persepsi manusia itu adalah medan perang pemasaran terutama dalam kiat-kiat positioning, positioning adalah kiat mempengaruhi dan membentuk persepsi konsumen terhadap produk atau merek yang diperkenalkan. Untuk memenangkan persaingan itu, maka positioning prosuk harus dirancang sedemikian rupa sehingga input sensai yang ditimbulkan olah berbagai bentuk komunikasi pemasaran benar-benar mengena, dalam arti dapat diterima system sensorik konsumen atau prospek dan diinterpretasikan seperti yang dingini oleh pamasar.


KARAKTERISTIK STIMULUS YANG MEMPENGARUHI PRESEPSI

            Lefton (1982) mengartikan persepsi subliminal sebagai persepsi terhadap stimulus yang diberikan dibawah tingkat ambang rangsang sehingga penerima tidak sadar akan adanya stimulus itu. Pada umumnya pemasar ingin mempengaruhi konsumen dengan memberikan stimulus sensorik diatas ambang rangsangnya. Akan tetapi tidak semua stimulus/komunikasi pemasaran dibuat agar jatuh diatas ambang rangsang. Bebrapa iklan justru memberikan stimulus dibawah ambang rangsang yang disebut subliminal.
            Pengaruh melalui subliminal tidak mudah dibuat karena pemasar tidak mau menanggung resiko yang terlalu besar. Resiko itu termasuk kalau pemirsa tidak bisa menanghkap gambar atau tulisan yang cepat atau samar-samar. Kemampuan menangkap pesan pemasar yang demikian tergantung banyak factor, seperti jarak tv dengan pemirsa, posisi pemirsa didepan televise, dan masih banyak lagi hal yang bersifat individual.
            Menurut Nugroho J. Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi penglihatan.
Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-sifat individu yang melihatnya, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu :
  • Sikap, yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang.
  • Motivasi, merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan yang dilakukannya.
  • Minat, merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebud
  • Pengalaman masa lalu, Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar.
  • Harapan, mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
  • Sasaran, dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan mempengaruhi persepsi.
  • Situasi, atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula.


KARAKTERISTIK KONSUMEN YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERSEPSI

            Menurut Robbins  (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
  • Attitudes. Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat itu berbeda satu dengan yang lain.
  • Motives. Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
  • Interests. Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita, karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
  • Experiences. Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
  • Expectations. Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.

PROSES PERSEPSI

            Proses terjadinya persepsi meliputi :
  • Proses Fisis, dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
  • Proses Fisiologis, stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
  • Proses Psikologis terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima.


PROSES EKSPEKTASI PADA PERSEPSI
    
            Ekspektasi adalah kemungkinan yang bisa timbul dan dapat dihitung dengan sebuah metode, atau harapan besar yang di bebankan pada sesuatu yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baikEkspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.


SEMIOTIS

            Keller memandang komunikasi sebagai tindakan-tindakan, meliputi tindakan memproduksi sesuatu yang dapat diterima oleh akal manusia, dengan tujuan untuk membawa manusia lainnya kepada suatu penarikan kesimpulan dari suatu interpretasi. Dalam hal ini, Keller menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu guessing game. Kemampuan untuk menyediakan model-model interpretatif bagi mitra tutur untuk “menebak” tujuan komunikasi disebut Keller sebagai kompetensi semiotis (semiotic competence).
            Sedangkan pengetahuan yang mendasari kompetensi semiotis disebutnya sebagai pengetahuan semiotis (semiotic knowledge). Kompetensi semiotis dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis dari sebuah kompetensi bahasa. Melalui kemampuan kita untuk menggunakan persepsi secara interpretatif, serta kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan tersebut untuk tujuan komunikasi, tanda-tanda bahasa muncul secara spontan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan hasil dari penggunaan pengetahuan semiotis yang dimiliki oleh seseorang, untuk mempengaruhi mitra tuturnya (Keller, 1998: x).


INFERENSI PERSEPTUAL

            Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera. Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.


IMPLIKASI PEMASARAN DAN INFERENSI PERSEPTUAL
  • Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
  • Citra : total persepsi trhdp suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu.
  • Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.



Yunan Wardana/17211658/3EA17
Sources :  | Disini | Disini | Disini