Pages

FORZA JUVE !

FORZA JUVE !

Selasa, 31 Desember 2013

Kelas Sosial dan Kelompok Sosial

PERBEDAAN ANTARA KELAS SOSIAL DENGAN STATUS SOSIAL

            Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Arti Definisi / Pengertian Kelas Sosial :

            Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.


DINAMIKA KELAS SOSIAL 

            Kelas sosial-sebuah hierarki status dimana kelompok-kelompok dan individu yang diklasifikasikan atas dasar penghargaan dan prestige. - American Marketing Association.

            Sebuah kelas sosial adalah sekelompok orang yang anggota lain dari masyarakat melihat sebagai sama dengan satu sama lain dalam prestise sosial dan siapa yang lain percaya untuk menjadi superior atau inferior dalam prestise untuk kelompok lain yang merupakan kelas sosial bawah mereka atau di atas mereka. – Warner.

Klasifikasi Kelas Sosial Berdasarkan Status Ekonomi:
  • KELAS ATAS : Terdiri dari kelompok orang-orang kaya  yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
  • KELAS MENENGAH : Terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan, yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
  • KELAS BAWAH : Terdiri dari kelompok orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).

Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi 3 kelas (golongan), yaitu:
  • Golongan Kapitalis (Borjuis) : Merupakan golongan yang terdiri para penguasa tanah & alat produksi.
  • Golongan Menengah : Merupakan golongan yang terdiri dari para pegawai pemerintah. Golongan menengah cenderung dimasukkan ke dalam golongan kapitalis, karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. 
  • Golongan Proletar : Merupakan golongan yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk kaum buruh dan pekerja pabrik.

Faktor yang mempengaruhi penentuan kelas sosial:

            Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengemukakan pendapat Gilbert dan Kahl yang menyebutkan bahwa ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan ke dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut : 
  • Variabel Ekonomi
    • Status Pekerjaan
    • Pendapatan
    • Harta benda
  • Variabel Interaksi
    • Prestis individu
    • Asosiasi
    • Sosialisasi
  • Variabel Politik
    • Kekuasaan
    • Kesadaran Kelas
    • Mobilitas

SOCIAL MOBILITY DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP MARKET  

            Mobilitas adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola tertentu yang mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial. Tipe gerak sosial ada 2, yaitu;

Gerak sosial vertikal

            Gerak sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam, yaitu;
  • Gerak sosial vertikal naik, Terdapat dua bentuk utama, yaitu;
    • Masuknya individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
    • Pembentukan suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi
  • Gerak sosial vertikal turun, Terdapat dua bentu utama,yaitu;
    • Turunnya keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
    • Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai kesatuan

Gerak Sosial Horizontal

            Gerak sosial horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.


KLASIFIKASI GEODEMOGRAFI DAN MANFAATNYA BAGI PEMASAR

            Segmentasi Geodemografis, Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama. Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau Clusering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.

            Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis. Kata geodemografis adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan karakteristik  demografis serta gaya hidup yang sama.


PEMASARAN UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL

            Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.

Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
  2. Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
  3. Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
  4. Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.

PENGENALAN KEBUTUHAN DAN KRITERIA EVALUASI

            Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

            Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:
  • Harga. Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
  • Nama Merek. Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
  • Negara asal. Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
  • Saliensi kriteria evaluasi. Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.


PROSES PENCARIAN

            Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakan kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi.


PROSES PEMBELIAN
   
            Status sosial mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam lingkungan tempat tinggal.

            Konsumen kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka. Pada tahun – tahun awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi atau merk desainer, tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan pengaruh informasi meluas.


METODE PENELITIAN PEMASARAN UNTUK MENGUKUR KELAS SOSIAL

            Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu. Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17 
Sources : Disini | Disini | Disini



Jumat, 20 Desember 2013

Dinamika Kelompok dan Kelompok Rujukan

KELOMPOK RUJUKAN

            Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
            Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.


KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN

            Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama.
            Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
            Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi (perilaku konsumen) adalah penting, tetapi sering diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
  • Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan keluarga, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan.
  • Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain didalam keluarganya. contohnya, anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orangtuanya

VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN

            Ada 4 variabel struktural yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, yaitu:
  1. Usia kepala rumah tangga atau keluarga. Usia kepala rumah tangga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, dimana sang kepala keluarga yang membuat keputusan dalam keluarga. Kepala keluarga dengan usia matang tentu lebih mengalokasikan pendapatannya ke hal yang lebih untuk mempersiapkan masa depan
  2. Status perkawinan. Keperluan seorang yang single dengan yang sudah bersuami/istri tentu berbeda. Karena itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
  3. Kehadiran anak. Kehadiran anak juga sangat menetukan pengalokasian pendapatan, mungkin bagi yang belum punya anak lebih mengalokasikan pendapatan untuk kepentingan berdua (suami dan istri), namun dengan kehadiran anak maka dana akan dialokasikan untuk anak mereka, dari pakaian, makanan, mainan dan untuk masa depan anak.
  4. Status Pekerjaan. Seorang anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap tetap akan lebih berani membeli seuatu daripada yang pekerjaannya tidak tetap.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN

            Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
            Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.

Siklus Keluarga Menurut Duval (Niacholas 1984) ada siklus perkembangan keluarga
Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

Siklus Kehidupan keluarga
            Menurt neightbor (1985) tahapan tugas dan masalah – masalah yang menjadi isu penting dalam setap tahapan siklus kehidupan keluraga sbb:

1.      Tahap perkawinan : pada tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan dan saling mengenal serta memahami pribadi masing – masing untuk bersama – sama membangun keluaraga.
2.      Tahap Melahirkan anak : Pada tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana menciptakan suasana dan peran dengan adanya kehadiran anak.pada tahap ini bagaimana dapat salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali peran masing - masing, mana yang menjadi tugas suami dan mana yang menjdi tugas istri mengasuh anak
3.      Tahap membesarkan anak- anak memasuki sekolah dasar : pada tahap ini tugas utamanya adalah emngasuh dan mendidik anak–anak. Pada tahap ini tentang menyediakan lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak–anak, bagaimana menjdai orang tua yang baik, keterlibatan dengan masyarakat, waktu yang lebih banyak untuk mencurahkan kepada anak -anak,terutama untuk ibu dan bagaimana memberikan perhatian dan mengasuh yang adil diantara anak -anak.
4.      Membesarkan anak -anak usia remaja : pada tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam mengatur batasan–batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Neighbour memberikan istilah orang tua melakukan “boundary testing”. Isu yang penting tahap ini adalah tari–meneraik antara mengendalikan dan memberikan kebebasan kepada remaja, berusaha untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan pada anak, masalah individualisasi dan keinginan anak mulai dilepaskan
5.      keluarga mulai melepaskan anak –anak : Pada tahap ini anak – anak mulai menikah dan orang tua mulai akan ditinggalkan anak-anak.tugas orang tua adalah mempersiapkan anak -anaknya siap untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Perubahan trasnsisi peran yang dilakukan setelah anak -anak tinggal di rumah dengan peran anatara       ketika anak -anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu penyesuaian antara suami istri dengan kondisi baru.
6.      Tahap – tahap pertengahan : pada tahap ini suami istri berusaha untuk melakukan evaluasi diri dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan masing–masing. Timbulnya krisis tengah baya, perasaan puas atau sebaliknya munculnya kekecewaan, menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi terhadap mas apensiun atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena meninggal
7.      Usia tua : Pada tahap ini tugas yang dilakukan adalah menghadapi kematian.isu-isu penting timbul adalh munculnya penyakit tua, mulai mendekat.


SIKLUS HIDUP KELUARGA MODEL TRADISIONAL

            Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:

  • Tahap I: Bachelor, pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
  • Tahap II: Honeymooners, pasangan muda yang baru menikah.
  • Tahap III: Parenthood, pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
  • Tahap IV: Postparenthood, sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
  • Tahap V: Dissolution, salah satu pasangan sudah meninggal.

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH

            Secara umum saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan denga peran mulai berubah karena masyarakat saat ini makin kompleks. Hal ini  dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain :
  1. Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena anggotanya semakin menurun.
  2. Single parent meningkat karena adanya perceraian
  3. Orang tau tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
  4. Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
  5. Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
  6. Status perceraian relatif biasa.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

            Metodologi yang digunakan untuk meneliti studi tentang keputusan keluaraga hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah ini ;
1.    Kerangka Proses-Keputusan.
2.    Kategori Sturktur-Peran. 
3.    Bias Pewawancara. 
4.    Seleksi Responden



IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN

            American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
           Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6). 
           Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
           Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2013/12/perilaku-konsumen-minggu10-dinamika.html