Pages

FORZA JUVE !

FORZA JUVE !

Sabtu, 30 November 2013

Komunikasi

PENTINGNYA KOMUNIKASI

            Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa komunikasi maka kehidupan tidak akan berjalan. Bayangkan saja, apabila setiap orang tidak berkomunikasi, hidup sendiri-sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang berarti mereka bergantung kepada orang lain, tanpa komunikasi maka kebutuhan tidak akan terpenuhi. Contohnya seorang anak bayi menangis saat ia lapar, itu merupakan komunikasi untuk ibunya atau orang sekitarnya agar diberi makan. Bila bayi tersebut tidak menangis, maka bayi tersebut bisa mati kelaparan.


DEFINISI KOMUNIKASI

            Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.


PROSES KOMUNIKASI

            Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.

            Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
    • Penginterprestasian. Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
    • Penyandian. Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
    • Pengiriman. Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
    • Perjalanan. Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
    • Penerimaan. Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
    • Penyandian Balik. Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
            Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).


KOMUNIKASI PERSUASIF

            Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

            Faktor - faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil, b
anyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah :

1.        Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya  seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
2.       Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
3.       Pengaruh lingkungan
4.       Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)


PANDANGAN TENTANG PROSES KOMUNIKASI

            Proses komunikasi memandang bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Dengan pandangan tersebut kemudian, mencari cara bagaimana hal tersebut bisa tercapai dengan mempelajari tahap-tahap dari proses komunikasi, yaitu penginterpretasian, penyandian, pengiriman, perjalanan, penerimaan, penyandian balik.


MEMILIH SALURAN KOMUNIKASI

            Komunikator memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesannya. Misalnya, umumnya detailer perusahaan farmasi jarang dapat meminta waktu lebih dari sepuluh menit dari seorang dokter yang sibuk. Presentasi mereka harus singkat, tajam, mengena dan meyakinkan. Hal ini membuat kunjungan detailer menjadi sangat mahal. Industri farmasi mau tak mau mesti memperluas saluran komunikasinya dengan memasang iklan di jurnal kedokteran, mengirim direct-mail (berisi kaset audio dan video), membagi sample gratis, dan juga telemarketing. Pemasar juga dapat mensponsori makan malam bersama kelompok spesialis. Kesemua saluran ini dimanfaatkan dengan harapan dapat membangun preferensi dokter pada merek obat tertentu.

Saluran komunikasi dapat dibagi dua, yaitu:

  • Personal, saluran komunikasi personal meliputi dua orang atau lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara dengan audiensnya, menggunakan telepon, atau e-mail. Komunikasi personal bisa lebih efektif karena adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan baliknya.

  • Non-Personal, media terdiri dari media cetak (koran, majalah, direct mail), media siaran (radio, televisi), media elektronik (kaset audio, video, CD-ROM, halaman web) dan media display (baliho, papan iklan, poster, sign). Kebanyakan pesan non-personal berasal dari media yang harus dibayar perusahaan (paid media). 

MODEL KOMUNIKASI PEMASARAN

            Model komunikasi pemasaran yang biasanya dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi Sender (Source) yaitu pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen, dimana pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh si penerima (konsumen). Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan (ikian, personal selling, promosi penjualan, public relation atau dengan direct marketing). Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut proses encoding yaitu proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

            Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui media-media. Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dalam menjalankan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan ini disebut proses tranmisi.


ALAT-ALAT PROMOSI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN

            Alat promosi dalam komunikasi pemasaran merupakan sarana untuk menyampaikan apa yang pemasar pahami tentang produk tersebut kemudia disampaikan ke komunikan (konsumen) agar konsumen paham dan tertarik membeli produk tersebut.


            Alat promosi dalam komunikasi pemasaran berupa iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka dan hubungan pemasaran (publisitas).

  • Periklanan, iklan adalah mode publik komunikasi. Karena dikomunikasikan secara bersamaan untuk sejumlah besar orang dan orang tahu bahwa komunikasi yang sama akan banyak orang, mereka merasa motif mereka untuk membeli dipahami oleh pengiklan. Pesan iklan dapat diulang beberapa kali. Pembeli juga dapat membandingkan iklan dari berbagai perusahaan menjual produk yang sama. Media menawarkan fasilitas untuk menambah warna, dll suara ke pesan dan mendramatisir pesan. Tapi iklan tidak dapat berdialog dengan rakyat. Orang mungkin tidak melihat dan memperhatikan iklan. Iklan merupakan cara yang efisien untuk mencapai pembeli potensial secara geografis dengan biaya rendah per eksposur. Demikian pula infomersial TV adalah program yang dimaksudkan untuk mempromosikan produk perusahaan.
  • Promosi Penjualan, promosi penjualan alat-alat seperti kupon, kontes, premi, dan bertindak seperti sebagai media komunikasi dan juga mempromosikan penjualan. Mereka mendapatkan perhatian dan memberikan informasi yang dapat menyebabkan konsumen untuk produk. Mereka termasuk undangan yang berbeda kepada konsumen untuk melakukan transaksi dalam waktu singkat.
  • Penjualan Tatap Muka, penjualan tatap muka (Personal Selling) sebagai saluran komunikatif melibatkan hubungan hidup, langsung, dan interaktif antara orang. Personal selling menyebabkan hubungan. Pendengar merasa berkewajiban untuk menanggapi salesman setidaknya dengan sopan "terima kasih."
  • Hubungan Masyarakat, hubungan masyarakat (publisistas) dapat dibangun oleh pemostingan artikel berita dan artikel fitur lebih otentik dan kredibel dari iklan untuk pembaca. Artikel-artikel bertindak sebagai testimonial. Pesan tersebut akan sampai ke pembeli potensial sebagai berita dan mereka tidak mungkin berpaling darinya karena mereka berpaling dari iklan.

Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :

Sabtu, 23 November 2013

Sikap Kosumen

DEFINISI SIKAP KONSUMEN

            Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Definisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dan psikolog social, dimana sikap dianggap memiliki 3 unsur; (1) kognitif (pengetahuan), 2 afektif (perasaan), (3) konatif (tindakan). Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

            Sikap konsumen adalah aktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Mowen dan Minor (1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap (costumer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.


FUNGSI FUNGSI SIKAP

Fungsi Utilitarian
  • Seorang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.
  • Karena itu sikap berperan seperti operan conditioning. Iklan Osram mengkomunikasikan “hemat listrik: lebih ekonomis dan tahan 6000 jam”.
Contoh : Seseorang menyukai makan sayur dan buah-buahan karena keduanya megandung serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran konsumen. Sebaliknya, seseorang tidak merokok karena rokok membahayakan bagi kesehatannya. Contoh lainnya iklan produk perangkat computer yaitu hardisk Samsung yang mengkomunikasikan manfaat Utilitarian dari merek produknya, yaitu aman dalam proses transmisi data dengan ungkapan: “reliabitity, says it all”.

Fungsi Mempertahankan Ego
  • Sikap melindungi  citra diri seseorang.
  • Seseorang menyukai sepatu bertumit tinggi, supaya dia merasa lebih tinggi sehingga mengurangi rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri.
Contoh : seseorang selalu menggunakan sepatu bertumit tinggi, karena dia merasa menjadi lebih tinggi, sehingga bisa mengurangi rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Sebuah iklan cetak Anlene member pesab=n dengan konsep fungsi mempertahankan ego. Konsumen memiliki rasa khawatir menjadi tulang kropos, ia harus melawan rasa takut tersebut , ia harus mempertahankan rasa egonya. Anlene member solusi agar konsumen terhindar dari rasa takut tulang kropos dengan mengkonsumsi susu Anlene.

Fungsi Ekspresi Nilai 
  • Sikap akan menggambarkan minat/hobi.
  • Seseorang lebih suka membeli pakaian dibutik dan tidak suka membeli pakaian di took.

Contoh : Sikap seseorang menggambarkan minat, hobby membeli pakaian dibutik menggambarkan ekspesikelas social seserang. Butik selalu diasosiasikan dengan tempat penjualan pakaian yang baik dan berkelas.

Fungsi Pengetahuan
  • Sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen akan suatu produk.
  • Yang dilakukan pemasar, brosur berisi pengetahuan mengenai produk dan penggunaan produk, dan sebagainya.

Contoh : Poster Nutrisari mengubah sikap konsumen dengan meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat  warna sayur dan buah buah yang beragam. Peningkatan pengetahuan konsumen diharapkan dapat meningkatkan konsumsi terhadap produk tersebut.

Kombinasi beberapa fungsi

            Strategi mengubah sikap sering dilakukan dengan cara memaparkan beberapa fungsi sikap untuk menarik perhatian konsumen, sehingga mereka terdorong untuk mengubah sikapnya. Hal tersebut dilandasi oleh beragamnya faktor yang menyebabkan seorang konsumen menyukai atau tidak menyukai  suatu produk. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengkombinasikan beberapa fungsi agar konsumen dapat mengkonsumsi produk kita.


TIGA KOMPONEN SIKAP

            Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap utuh (total attitude), yaitu :
  • Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar mengenai obyek sikap. Sekali kepercayaan itu terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang diharapkan dari obyek tertentu.
  • Afektif (affective). Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap satu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
  • Konatif (conative). Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperikaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo, 1997).


PERAN SIKAP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN

            Sikap konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada orientasinya. Berkenaan dengan sikap konsumen ini, para pemasara dapat  mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan menfaat produk yang diinginkan konsumen. Segmentasi manfaat produk bagi konsumen merupakan hal yang paling mendasar untuk membidik konsumen, karena manfaat yang diinginkan akan mampengaruhi  sikap dan perilaku mereka terhadap merek, dengan demikian akan menentukan keputusan konsumen terhadap produk tersebut.

            Pemahaman sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial terutama dalam pengembangan strategi pemasaran. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penenlitian untuk mengetahui sikap konsumen. Penelitian untuk mengukur sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kelompok konsumen sasaranyang sebelumnya telah diidentifikasi.kelompok konsumen itu bisa didasarkan pada demografi, kelas social, dan gaya hidup. Terhadap segmen sasaran itu sejumlah pertanyaan mengenai produk yang akan dikembangkan diajukan. Dengan mendasarkan pada sikap dan penilaian segmen konsumen itulah pengembangan produk dilakukan.

            Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi atau strategi pemasaran. Misalnya, jika sikap konsumen dari segmen pasar tertentu yang telah diidentifikasi menginginkan produk yang mudah dibawa dan mampu menyelesaikan segala persoalan untuk prosuk komputer laptop, maka strategi promosinya harus menekankan pada penggambaran mobilitas dan penyelesaian persoalan denga cepat. Dengan demikian jufa untuk segmen pasar lain, pengembangan produk harus menyesuaikan sikap konsumen agar tujuan promosi atau pemasaran dapat tecapai.


HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU

            Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan dengan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bisa menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bisa konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
    • Spesifikasi sikap dan perilaku
    • Relevansi sikap terhadap perilaku
    • Tekanan normatif
    • Pengalaman

Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sources : Disini | Disini |  Disini


Kamis, 14 November 2013

Pembelajaran Konsumen

PENGERTIAN PEMBELAJARAN

            Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputo guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran mentiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.


TEORI PEMBELAJARAN

  • Teori Belajar Behaviorisme. Terori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
  • Teori  Belajar kognitivisme. Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
  • Teori Belajar Konstruktivisme. Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

ILUSTRASI PEMBELAJARAN TEORI
  • Ilustrasi dari classical conditioning (membiasakan)
    • Pavlov, eksperimen terhadap Anjing
    • Membiasakan sesuatu terhadap konsumen sehingga ada stimulus
  • Ilustrasi dari instrumental conditioning (belajar dari kesalahan)
    • Jika stimulus yang diberikan mendapat respon negatif atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut dimasa yang akan datang
  • Ilustrasi cognitive Learning
    • Konsumen berprilaku menyelesaikan masalah. Masalah tersebut diselesaikan dengan pencarian informasi mengenai berbagai produk yang mungkin dapat menyelesaikan masalah tersebut.
  • Ilustrasi Pembelajaran Pasif
    • Penerapannya terhadap media sarana pemasang iklan (produk dengan tingkat keterlibatan rendah). Sebaiknya, iklan menampilkan sisi lain yang tidak bersifat informasional tetapi berupa simbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

RELEVANSI PENGARUH PERILAKU DAN COGNITIVE LEARNING PADA PEMASARAN

            Pendekatan perilaku konsumen mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktifitas (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluasi keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari informasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi dan lain lain. Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.



LOYALITAS KONSUMEN

          Menurut Tjiptono (2000 : 110) loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen. 



PEMBELAJARAN VICARIOUS

            Pembelajaran Vicarious (pencontohan) menyangkut pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek-aspek dari teori pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perikalu dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain.



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17

Sources :




Jumat, 08 November 2013

Sebuah Autobiografi Singkat Dari Calon (Mantan) Striker Timnas

            Sabtu 4 Januari 1992 sekitar pukul 10 pagi, di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta, lahir seorang bayi laki-laki yang nantinya akan menjadi satu salah satu calon (mantan) striker timnas ini, (sinkronisasi kata calon yang diikuti dengan mantan, yang berarti dia gagal sebelum bertindak :D) yak! dialah saya, Yunan Wardana.
            
            Yunan Wardana, sepintas seperti tak ada arti khusus dari nama itu, tapi setelah ditelusuri lebih jauh, tanya-tanya ke orang tua, tapi ternyata memang engga ada hahahaa XD... Saat ini saya tinggal di salah satu komplek perumahan di Bekasi.
            
            Skip, langsung saja ketika saya bersekolah di SDN Bumi Bekasi Baru III yang sudah berganti nama menjadi SDN Bojong Rawa Lumbu IX. Ketika SD di setiap kelas, saya termasuk anak yang pintar, rajin, mudah berteman tapi kurang suka menabung. Itu terbukti dari nilai-nilai buku raport saya yang berbanding terbalik dengan buku tabungan saya ketika SD. Mungkin karena saya berpikir semakin kecil nilai buku tabungan, akan semakin bagus sama seperti halnya dengan peringkat/rangking di buku raport (engga deng bercanda, ga pernah ada pemikiran seperti itu dari saya hahahaa..).
            
            Seperti yang sudah saya tulis di awal, bahwa saya ingin menjadi salah satu calon (mantan) striker timnas ini, tentu salah satu cita-cita saya adalah ingin menjadi pemain sepak bola profesional, maka di pengujung sekolah dasar, saya memutuskan untuk mendalaminya di Sekolah Sepak Bola Tunas Patriot, yang bertempat di lingkungan Stadion Patriot, Bekasi.            
            
            Saat SMP, saya bersekolah di SMPN 2 Bekasi.  Kisah singkat selama 3 tahun yang banyak memiliki "arti" untuk selalu diingat. kisah bersama teman, lawan, belum lagi "cinta monyet" yang gagal "dimonyetin" (lengkapnya mungkin lain kesempatan akan saya tulis :V). Oiya, selama awal masuk SMP kelas satu, saya termasuk anak yang jarang masuk sekolah, kenapa? karena saat itu saya sedang mengikuti sebuah turnamen yang diadakan oleh sekolah sepak bola (SSB) di Senayan, jadi tak ada yang memuaskan dengan nilai-nilai raport saya dipengujung semester. Begitu pula dengan nilai-nilai tahun berikutnya, karena hampir tiap semester selama SMP, selalu ada turnamen sepak bola yang SSB kami ikuti, belum lagi turnamen futsal yang sekolah ikuti, memang akan ada "dispensasi" dari sekolah, tapi tetap itu tidak berpengaruh dengan nilai di sekolah.
            
            Next, mungkin karena terlalu "enjoy" bareng teman, sepak bola, futsal dan berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler di SMP, yang berimbas pada pelajaran sehingga saat tes masuk SMA negeri yang ingin saya tuju, saya gagal. tapi itu hanya menjadi sebuah "pemanis" dari kisah saya di SMA, karena lewat turnamen futsal, saya berhasil mengalahkan sekolah negeri yang sewaktu awal masuk SMA ingin saya tuju di Final Liga Bola Besar. Dari semua piala yang saya dapat, rasanya gelar itu yang paling terasa istimewa karena tidak mudah mengalahkan sekolah itu, sebab tiap tahun selalu diisi dengan siswa-siswa berprestasi di bidang olahraga. Andai waktu itu saya menggunakan jalur prestasi di bidang olahraga, mungkin saya bisa ber SMA disana. Penyesalan pun datang, tapi yang seperti yang saya bilang tadi, itu hanya pemanis untuk cerita saya di SMA, SMA Mutiara Baru.
            
            Di usia sewaktu SMA adalah usia dimana jiwa-jiwa muda tumbuh, muncul keinginan untuk ikut sebuah organisasi yang kurang saya dapatkan ketika saya SMP. Bukan, bukan OSIS di SMA sekolah (karena saya pikir terlalu banyak program kerja sehingga akan rapat terus-menerus ketika pulang sekolah, dan saya benci hal itu hehe..) tapi organisasi yang menampung aspirasi pemuda di komplek tempat saya tinggal. Yak, Karang Taruna! karena saya pikir program kerjanya hanya sekitar 3-6 bulan sekali hahaa..
            
            Salah satu kegiatan di Karang Taruna komplek adalah mengadakan lomba 17an dan karang taruna kebetulan menjadi panitia kegiatan dari futsal. Saya sebagai kordinator lapangan, yang tugasnya mengawasi jalannya setiap pertandingan futsal.


            **************
            Sebelum saya kuliah di Gunadarma, saya sempat merasakan kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang, Universitas Negeri Semarang. Tapi, karena alasan internal dari dalam diri, saya memutuskan untuk kembali ke Bekasi. Meskipun dalam waktu yang singkat saya disana, saya memiliki beberapa teman dekat dan sampai sekarang saya masih berhubungan lewat sosial media. Dan sekarang saya cukup menikmati menuntut ilmu di Gunadarma.



nb : sekian autobiografi singkat saya, mungkin suatu saat nanti akan ada jilid 2 nya hahaa..

Kamis, 07 November 2013

Presepsi Konsumen

STIMULASI PEMASARAN DAN PRESEPSI KONSUMEN

            Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
            Solomon (1999) mendefinisikan persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih dan dipilah, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.
Ada bebrapa faktor yang mempegaruhi pembentukan persepsi seseorang, yaitu:
  • Faktor internal
    • Pengalaman
    • Kebutuhan saat itu
    • Nilai-nilai yang dianutnya
    • Ekspektasi/pengharapannya
  • Faktor eksternal
    • Tampilan produk
    • Sifat-sifat stimulus
    • Situasi lingkungan

            Ries dan trout (1986: 44) mengatakan bahwa “the consumer mind” yang menggarap persepsi manusia itu adalah medan perang pemasaran terutama dalam kiat-kiat positioning, positioning adalah kiat mempengaruhi dan membentuk persepsi konsumen terhadap produk atau merek yang diperkenalkan. Untuk memenangkan persaingan itu, maka positioning prosuk harus dirancang sedemikian rupa sehingga input sensai yang ditimbulkan olah berbagai bentuk komunikasi pemasaran benar-benar mengena, dalam arti dapat diterima system sensorik konsumen atau prospek dan diinterpretasikan seperti yang dingini oleh pamasar.


KARAKTERISTIK STIMULUS YANG MEMPENGARUHI PRESEPSI

            Lefton (1982) mengartikan persepsi subliminal sebagai persepsi terhadap stimulus yang diberikan dibawah tingkat ambang rangsang sehingga penerima tidak sadar akan adanya stimulus itu. Pada umumnya pemasar ingin mempengaruhi konsumen dengan memberikan stimulus sensorik diatas ambang rangsangnya. Akan tetapi tidak semua stimulus/komunikasi pemasaran dibuat agar jatuh diatas ambang rangsang. Bebrapa iklan justru memberikan stimulus dibawah ambang rangsang yang disebut subliminal.
            Pengaruh melalui subliminal tidak mudah dibuat karena pemasar tidak mau menanggung resiko yang terlalu besar. Resiko itu termasuk kalau pemirsa tidak bisa menanghkap gambar atau tulisan yang cepat atau samar-samar. Kemampuan menangkap pesan pemasar yang demikian tergantung banyak factor, seperti jarak tv dengan pemirsa, posisi pemirsa didepan televise, dan masih banyak lagi hal yang bersifat individual.
            Menurut Nugroho J. Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi penglihatan.
Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-sifat individu yang melihatnya, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu :
  • Sikap, yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang.
  • Motivasi, merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan yang dilakukannya.
  • Minat, merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebud
  • Pengalaman masa lalu, Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar.
  • Harapan, mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
  • Sasaran, dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan mempengaruhi persepsi.
  • Situasi, atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula.


KARAKTERISTIK KONSUMEN YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERSEPSI

            Menurut Robbins  (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
  • Attitudes. Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat itu berbeda satu dengan yang lain.
  • Motives. Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
  • Interests. Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita, karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
  • Experiences. Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
  • Expectations. Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.

PROSES PERSEPSI

            Proses terjadinya persepsi meliputi :
  • Proses Fisis, dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
  • Proses Fisiologis, stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
  • Proses Psikologis terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima.


PROSES EKSPEKTASI PADA PERSEPSI
    
            Ekspektasi adalah kemungkinan yang bisa timbul dan dapat dihitung dengan sebuah metode, atau harapan besar yang di bebankan pada sesuatu yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baikEkspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.


SEMIOTIS

            Keller memandang komunikasi sebagai tindakan-tindakan, meliputi tindakan memproduksi sesuatu yang dapat diterima oleh akal manusia, dengan tujuan untuk membawa manusia lainnya kepada suatu penarikan kesimpulan dari suatu interpretasi. Dalam hal ini, Keller menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu guessing game. Kemampuan untuk menyediakan model-model interpretatif bagi mitra tutur untuk “menebak” tujuan komunikasi disebut Keller sebagai kompetensi semiotis (semiotic competence).
            Sedangkan pengetahuan yang mendasari kompetensi semiotis disebutnya sebagai pengetahuan semiotis (semiotic knowledge). Kompetensi semiotis dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis dari sebuah kompetensi bahasa. Melalui kemampuan kita untuk menggunakan persepsi secara interpretatif, serta kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan tersebut untuk tujuan komunikasi, tanda-tanda bahasa muncul secara spontan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan hasil dari penggunaan pengetahuan semiotis yang dimiliki oleh seseorang, untuk mempengaruhi mitra tuturnya (Keller, 1998: x).


INFERENSI PERSEPTUAL

            Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera. Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.


IMPLIKASI PEMASARAN DAN INFERENSI PERSEPTUAL
  • Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
  • Citra : total persepsi trhdp suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu.
  • Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.



Yunan Wardana/17211658/3EA17
Sources :  | Disini | Disini | Disini


Jumat, 01 November 2013

Kepribadian dan Gaya Hidup

KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KONSUMEN
            Kepribadian berasal dari kata "pribadi" yang berarti " satu" "individu", yang memiliki arti karakter internal seseorang yang terbentuk atas atribut, sifat, tindakan yang berbeda dengan orang lain yang umumnya di dapat atas faktor keturunan atau lingkungan.
            Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.


KARAKTERISTIK PRIBADI YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
            Kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Usia dalam siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi seseorang, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup adalah pengaruh langsung yang berkaitan dengan perilaku konsumen.


TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
            Terdapat banyak teori tentang bagaimana sebuah kepribadian berkembang, paling tidak terdapat 4 perspektif pada kepribadian, yaitu :
  • Psychodynamic Theory, teori ini diciptakan oleh Sigmund Freud dan merupakan tonggak awal psikologi modern. Disini dirumuskan dengan premis bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari (unconscious need) konsumen terutama dorongan biologis dan seksual merupakan inti dari motivasi dan kepribadian. Ada tiga system yang berinteraksi didalam kepribadian manusia :
    • Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
    • Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika social.
    • Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu.
            Beberapa cara atau metode yang digunakan individu untuk mengatasi                       masalah psikologis yaitu :
    • Identifikasi ; Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.
    • RepresiIndividu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.
    • DisplacementIndividu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi permen rokok.
    • ProsyeksiIndividu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.
    • RasionalisasiIndividu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.
  • Neo-Freudian Personality Theory, Berbeda dari pandangan Freud bahwa kepribadian bersumber dari insting manusia secara alamiah, Karen Hornet, salah satu peneiliti teori ini mengajukan sebuah mekanisme yang dilalui individual dalam rangka mencari jalan keluar dari konflik yang menggelisahkan. Menurutnya individu dapat dibedakan menjadi 3 kepribadian yaitu :
    • Compliant Individual; Individu-individu yang cenderung mendekati orang lain. Mereka memepunyai hasrat untuk dikasihi, diingini, dan dihargai.
    • Aggressives Individual; Individu-individu yang cenderung menentang orang lain. Mereka mempunyai hasrat untuk berprestasi dan mendapatkan pujian.
    • Detached Individual; Individu-individu yang cenderung menjauhi orang lain. Mereka suka kemandirian, kemerdekaan, kebebasan dari kebajiban.
  • Trait Theory menggunakan asumsi (1) bahwa semua individu memilik karakter berbeda, (2) karakter tersebut bersifat konsisten dan dapat diukur perbedaanya antara individu yang satu dengan yang lain.
            Costa dan McCrae (1992;dalam Walzuch,2001), membagi karakter manusia             menjadi 5 yaitu :
    • Extraversion, manusia memiliki karakter extraversion adalah mereka yang suka berada didunia lain selain dunia mereka. Mereka adalah manusia ekstrovert yang focus pada dunia luar, lebih bersifat social, tidak terlalu peduli dan cepat sekali berubah.
    • Neurotism, karakter ini ditandai dengan kondisi emosi yang tidak stabil, pesimis dan kepercayaan diri yang rendah.
    • Agreebleness, manusia yang memiliki karakter ini cenderung berkeyakinan posotif dan menghargai nilai-nilai orang lain, mereka sangat peduli pada norma-norma masyarakat. Manusia dengan karakter ini adalah mereka yang dapat sangat dipercaya.
    • Conscientiousness, karakter ini ditandai dengan sikap bertanggung jawab, penuh dedikasi, dan dapat dipercaya. Mereka yang berkarakter conscientiousness cenderung mengambil keputusan dengan serius dan sangat hati-hati.
    • Openess to experience, jika seseorang memiliki karakter ini maka akan nampak pada keterbukaan cara berpikir dan mau menerima konsep-konsep baru. Umumnya mereka akan membuat keputusan yang tidak konservatif.
  • Carl Jung TheoryCarl Jung berpendapat dalam psikologi terdapat 2 dimensi cara berperilaku dan 4 fungsi dasar psikologi. Dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang arah aliran energy psikis taua perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energy psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar atau sesuatu. Sedangkan introversion adalah energy psikis yang focus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide pemikiran.

DIMENSI KEPRIBADIAN
            Perubahan cenderung terjadi pada manusia. Prinsip homeostasis, kecendrungan alami bagi tubuh untuk kembali kepada keadaan yang seimbang. Manusia memiliki kemampuan untuk mengadaptasi perubahan dalam kondisinya.
            Karena kondisi ini meliputi Psikologis, Emosional dan Intelektual. Memang, setiap manusia memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapai keadaan. Mengapa? Karena sebagai manusia kita adalah bagian dari dimensi psikologi utama yang berpengaruh pada tingkah laku dan emosi kita. Apa saja dimensi itu? Berikut 7 Dimensi Psikologi Kepribadian Manusia, yaitu :

  1. Dimensi Intelektual. Bagaimana seseorang berfikir, wawasannya, pemahamannya, alasannya, logika dan pertimbangnnya.
  2. Dimensi Temperamental. Sikap dan kepribadian atau watak tenang, mudah marah, pemarah, mudah dirayu, dramatis.
  3. Dimensi Emosional. Bagaimana reaksi emosinya, menangis, sedih, bahagia, kacau, over-sensitive, histeris, depresi, optimis.
  4. Dimensi Kebebasan. Keputusan yang sadar akan keinginan, harapan, dan kemampuan, untuk mewujudkan keinginan,  apakah menjadi lebih baik, bahagia, tertawa, menjadi diri sendiri, kesedihan, merasa tidak bahagia dan marah?
  5. Dimensi Imajinatif. Bentuk gambar dan ide dalam pikiran dan imajinasi Anda, untuk selalu mengharapkan dan melihat skenario yang salah, atau melihat ke depan, awal yang baru dan tahap yang lebih baik.
  6. Dimensi Sosial. Tingkah laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga, pernihakan, dan sesama lainnya, penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku. Jalan yang akan kita ambil dan kedisiplinan.
  7. Dimensi Normatif. Norma-norma, nilai-nilai, dan pokok moral yang akan mempengaruhi tingkah laku kita. Kita berbeda karena terpengaruh oleh dimensi psikologis, latar belakang, watak kita, dan lingkungan dimana kita tinggal. Jangan pernah menghakimi orang lain karena mereka tidak berkuasa, tidak sukses, atau lemah. Tempatkan diri Anda, lalu putuskan bagaimana Anda akan bereaksi dalam keadaan tersebut.

GAYA HIDUP
            Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang dapat berubah tergantung zamanatau keinginan seseorang ubntuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler, pada 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan sejak 1961. 
            Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu.


NILAI DAN GAYA HIDUP
            Orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi "seseorang secara utuh" dengan lingkungannya. Sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu konsumen.
            Konsumen yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. Mereka juga membayara orang lain untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih penting daripada uang.
            Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang. 


MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK GAYA HIDUP DALAM STRATEGI PEMASARAN
            Penggunaan karakteristik gaya hidup dalam strategi pemasaran;
  • Pemasar  dapat  menggunakan  gaya  hidup  konsumen  untuk  melakukan segmentasi pasar sasaran.
  • Pemahaman gaya hidup konsumen juga membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
  • Jika  gaya  hidup  telah  diketahui,  maka  pemasar  dapat  menempatkan  iklan produknya pada media-media yang cocok.
  • Dengan mengetahui gaya hidup konsumen berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan gaya hidup mereka.



Yunan Wardana/17211658/3EA17
Sources : Disini | Disini | Disini | Disini | Disini