Pages

FORZA JUVE !

FORZA JUVE !

Jumat, 17 Januari 2014

Keputusan Pembelian Konsumen

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH

            Masalah adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Jadi sebuah masalah tidak harus berkaitan dengan sesuatu yang merugikan. Kemudian pengertian pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.

            Dalam memecahkan suatu masalah harus ada yang namanya pengambilan keputusan. Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Maka pengertian pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Jadi kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi berbagai alternatif dari keputusan.


ELEMEN PEMECAHAN MASALAH

            Elemen - elemen dari proses pemecahan masalah:
  • Masalah
  • Desired state (keadaan yang diharapkan)
  • Current state (keadaan saat ini)
  • Pemecah masalah/manajer
  • Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
  • Solusi


PROSES PEMECAHAN MASALAH DALAM KEPUTUSAN MASALAH

            Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.

            Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :

  1. Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah.
  2. Tersedianya waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
  3. Terdapat tingkat keterlibatan yang tinggi dalam menyertai pembelian. 
            Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
  1. Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
  3. Pembentukan sikap merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atautidak suka seseorang akan suatu hal.
  4. Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
  5. Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
            
IMPLIKASI PADA STRATEGI PEMASARAN

            Penetapan strategi akan tergantung pada bagaimana proses keputusan dilakukan oleh pembeli. Implikasi strategi perilaku konsumen akhir akan dapat dilihat apakah konsumen mengambil keputusan pembelian dalam situasi yang komplek, atas dasar kebiasaan atau karena tidak banyak membutuhkan pertimbangan khusus untuk melakukan pembelian.

Pengambilan Keputusan Kompleks
       
            Proses pengambilan dalam situasi yang komplek pada umumnya menganut pola:
  • Kebutuhan
  • Pemrosesan informasi oleh konsumen
  • Kebutuhan
  • Pemrosesan informasi oleh konsumen

            Semua ini saling berhubungan sebagai pengambilan keputusan.
  • Munculnya kebutuhan akan suatu produk dapat disebabkan factor demografis, psikografis atau lingkungan eksternal lainnya.
  • Adanya kebutuhan yang belum terpenuhi akan mendorong seseorang untuk mencari informasi dan lebih tanggap terhadap rangsangan atau stimuli yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan itu. Contohnya melalui iklan, teman dan sebagainya.
  • Konsumen akan melakukan evaluasi terhadap berbagai merek produk yang di peroleh selama proses pencarian informasi.
  • Proses pembelian dilakukan setelah dilakukan evaluasi terhadap berbagai kriteria.
  • Perilaku pasca pembelian adalah meerupakan proses evaluasi setelah seorang konsumen mempelajari atau mengetahui lebih dalam tentang produk yang di beli, seperti kepuasan, ketidak puasan, dan pertentangan.

Segmentasi pasar

            Studi tentang proses keputusan pembelian dilakukan untuk menentukan segmen pasar dan pada akhirnya target pasar yang akan dilayani dengan produk perusahaan. Sebagai contoh, dalam pembelian kamera, informasi yang diperoleh mungkin dapat dipergunakan untuk membagi pasar kamera berkualitas ke dalam dua segmen: feature-oriented segment, dan self confidence, quality-oriented segment.

Pengembangan produk

            Pemahaman terhadap kebutuhan konsumen akan berpengaruh terhadap proses pengembangan produk.

Penempatan posisi produk dalam persaingan

            Pemahaman terhadap proses keputusan pembelian yang kompleks juga akan menentukan ketepatan pemasar untuk memilih dan menempatkan posisi produk dalam persaingan.



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sources : Disini | Disini | Disini

Kamis, 16 Januari 2014

Penyebaran Inovasi

ELEMENT DASAR DALAM PROSES PENYEBARAN

            Kerangka untuk mengadakan penelitian mengenai penerimaan konsumen terhadap berbagai produk baru diambil dari bidang penelitian yang dikenal sebagai penyebaran inovasi. Para peneliti konsumen yang mengkhususkan diri dalam penyebaran inovasi sangat tertarik untuk memahami dua proses yang berhubungan erat : proses penyebaran  dan proses adopsi.
  • Inovasi ; tidak ada definisi atau istilah dari inovasi atau produk baru yang dapat diterima secara universal. Sebagai gantinya, pendekatan telah diambil untuk mendefinisikan produk baru atau jasa baru, semuanya ini dapat diklasifikasikan sebagai definisi inovasi yang berorientasi perusahaan, produk, pasar, dan konsumen.
  • Saluran Komunikasi ; beberapa kecepatan inovasi menyebar keseluruh pasar tergantung pada banyaknya komunikasi antara pemasar dan para consumen, maupun komunikasi diantara para consumen (komunikasi lisan). Yang menjasi pokok perhatian adalah tidak terbukanya pengaruh relatif sumber-sumber impersonal (masalah iklan dan editorial) dan sumber-sumber antar personal (tenaga penjual dan pemimpin pendapat informasi).
  • Sistem Sosial ; penyebaran produk baru biasanya terjadi di lingkungan sosial tertentu yang sering disebut sistem sosial. Dalam konteks perilaku konsumen, istilah segmen pasar dan pasar target ( pasar sasaran) mungkin lebih relevan daripada istilah sistem sosial yang digunakandalam penelitian mengenai penyebaran. Statu sistem sosial merupakan sebuah lingkungan fisik, sosial, atau kultural tempat orang-orang menjadi bagian dan tempat mereka melakukan fungís masing-masing.
  • Waktu ; merupakan tulang punggung proses penyebaran. bahasa tentang waktu meliputi studi penyebaran dalam tiga cara yang berbeda tetapi saling berhubungan :
    • Waktu pembelian
    • Kategori pemakai
          lima kategori pemakaian sering disebut dalam literatur mengenai penyebaran:
    • Inovator
    • Pemakai awal
    • Mayoritas awal
    • Mayoritas belakangan
    • Orang yang terlambat

PENGAPLIKASIAN DEFINISI DARI INOVASI

            Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan / mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).

            Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau “agen/aktor”), baru bagi pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global. Sementara itu, inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi suatu invensi.

            Istilah inovasi memang sering didefinisikan secara berbeda, walaupun pada umumnya memiliki pemaknaan serupa, Inovasi, dalam ilmu lingusitik adalah fenomena munculnya kata-kata baru dan bukan kata-kata warisan. Inovasi berbeda dengan neologisme. Inovasi bersifat ‘tidak sengaja’.

            Jenis Inovasi terdiri dari empat jenis, diantaranya;
  • Penemuan. Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolisioner. Ex, penemuan pesawat terbang oleh wright bersaudara, telepon oleh alexander graham bell dll.
  • Pengembangan. Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini menjadi aplikasi ide yang telah ada berbeda. Misalnya, pengembangan McD oleh Ray Kroc.
  • Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi perawatan gigi oleh Dentaland.
  • Sintesis. Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi engambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. Misal, sintesis pada arloji oleh Casio.

LIMA KARAKTERISTIK YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PRODUK BARU

            Lima karakteristik produk yang dapat digunakan untuk memperkirakan dan menjelaskan tingkat penerimaan dan penyebaran produk baru adalah sebagai berikut:
  1. Kerumitan (complexity) : tingkat kesulitan yang teribat dalam pemahamandan penggunaan produk baru. Makin rumit produk tersebut, makin lamban proses penyebarannya.
  2. Kesesuaian (compatibility) : tingkat diman suatu produk konsisten dengannilai yang ada dan pengetahuan tentang produk, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan saat ini.
  3. Keuntungan Relatif (relatif advantage) : tingkat dimana produk tersebut dianggap lebih baik dari produk yang ada.
  4. Pengamatan (observability) : tingkat dimana manfaat atau hasil lainnya dari penggunasn produk dapat diamati oleh pihak lainnya dan dikonsumsikan ketarget konsumen.
  5. Dapat Dicoba (trialability) : tingkat dimana suatu produk dapat dicoba pada batas tertentu.
PENTINGNYA ARTI DARI SEBUAH PROSES PENYEBARAN

            Pentingnya penyebaran inovasi terhadap warga masyarakat yang menjadi sasaran inovasi adalah dimana warga masyarakat itu sendiri dapat memperoleh  informasi  yang  dapat menjawab  berbagai pertanyaan  tersebut  dengan  jelas,  maka  akan  hilanglah  ketidak tentuan terhadap  inovasi.  Mereka  telah  memperoleh  pengertian  yang  mantap  apa inovasi  itu.  Mereka  akan  menerima  dan  juga  menerapkan  inovasi.



ADOPSI DAN SALURAN KOMUNIKASI DALAM PROSES DIFUSI

            Difusi inovasi pada intinya adalah proses komunikasi. Inovasi diperkenalkan melalui saluran-saluran komunikasi jika inovasi tidak dikenali para individu, tidak mungkin ada difusi.

            Proses-proses komunikasi lainnya berlangsung setelah para inovator potensial menerima informasi dan mempertimbangkannya. Karena kebaruan inovasi yang diterimanya, indi-vidu mengalami ketidakpastian tingkat tinggi. Karena itu, studi-studi perubahan perilaku, pengurangan ketidakpastian, dan pengambilan keputusan berlangsung dalam proses difusi, khususnya ketika difusi mempengaruhi perubahan perilaku. Difusi pada intinya adalah adopsi sebuah perilaku baru. Selama bertahun-tahun, difusi inovasi berhasil menerangkan proses adopsi banyak inovasi. Paradigma difusi inovasi juga digunakan untuk studi tentang penolakan inovasi.

            Adopsi suatu inovasi yang didifusikan melalui empat tahap yang oleh Rogers disebut model tahapan proses keputusan inovasi. Proses keputusan inovasi adalah proses mental yang dilalui individu atau unit pengambil keputusan lainnya mulai dari pengenalan pengetahuan inovasi ke suatu keputusan mengadopsi atau menolak, sampai ke penerapan ide baru, dan konfirmasi keputusan tersebut.

            Saluran komunikasi adalah sarana yang menghantarkan pesan dari individu ke individu lainnya. Saluran-saluran media massa lebih efektif dalam menciptakan pengetahuan inovasi-inovasi. Saluran-saluran interpersonal lebih efektif dalam membentuk dan dalam perubahan sikap terhadap gagasan baru, serta dalam mempengaruhi secara langsung keputusan mengadopsi atau menolak sebuah gagasan baru.


MEMBANGUN PROFIL KONSUMEN YANG MENYUKAI PRODUK BARU

            Ada empat model hirarki respons klasik yaitu AIDA, Hirarki Pengaruh, Inovasi-adopsi, dan Komunikasi. Semua model mengasumsikan bahwa pembeli melewati tahap kognitif, afektif dan perilaku.

  • Kesadaran : Jika sebagian besar konsumen sasaran tidak menyadari produk, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan produk dengan informasi awal seperti nama produk.
  • Pengetahuan : Informasi lebih dalam mengenai produk. Konsumen sasaran mungkin memiliki kesadaran tapi tidak tahu banyak tentang produk. Pengetahuan sangat penting untuk diberikan kepada sasaran agar informasi yang dimiliki sasaran tentang produk menjadi lengkap.
  • Rasa suka : Jika konsumen sasaran mengetahui merek, apa yang mereka rasakan tentang merek tersebut? Dalam hal ini komunikator harus bisa membangkitkan rasa suka konsumen sasaran terhadap produk.
  • Preferensi : Konsumen sasaran mungkin menyukai produk, tetapi tidak lebih baik dibandingkan produk lain. Komunikator harus berusaha membangun preferensi konsumen dengan membandingkan kualitas, nilai, kinerja, dan fitur lain terhadap pesaing.
  • Keyakinan : Komunikator harus membangun dan memperkuat keyakinan dan minat konsumen sasaran untuk membeli.
  • Pembelian : Konsumen sasaran memiliki keyakinan dan minat yang kuat, namun tidak cukup tergerak untuk membeli.

Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sources : Disini | Disini | Disini



Sabtu, 04 Januari 2014

Pengaruh Budaya dalam Perilaku Konsumen

DEFINISI

            Budaya adalah sebuah warisan sosial mengandung arti bahwa budaya adalah pemberian suatu hasil akumulasi berbagai macam interaksi tatanan sosial dimasa lalu kepada generasi setelahnya untuk kemudian berulang seperti sebuah siklus. Siklus itu hanya akan terputus jika budaya (warisan) itu tidak lagi diulang oleh generasi selanjutnya. Jadi artinya budaya akan terus menjadi sebuah warisan, jika masyarakat (faktor sosial) terus menggunakannya sebagai bagian dari keterinteraksian antar mereka.

            Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevalusian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.


MITOS DAN RITUAL KONSUMSI

            Kehidupan kita tidak terlepas dari kebudayaan yang merupakan aktualisasi interaksi antar unsur yang mengisi setiap segi kehidupan. Hasil aktualisasi ini kemudian menjadi pegangan kehidupan bagi generasi berikutnya. Seiring berjalannya waktu, banyak dari kebudayaan ini mengalami modifikasi bahkan hilang. Salah satu penyebab dari hal ini yaitu pemikiran manusia yang semakin rasional sehingga mereka berusaha untuk mencari jawaban dari berbagai ritual budaya tersebut. Mitos merupakan dasar dari kebudayaan, dimana kata mitos berasal dari bahasa Yunani yaitu muthos yang berarti cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang. Mitos memiliki keunikan dan perbedaan mendasar dari cerita rakyat, didalam mitos terkandung makna – makna yang dihadirkan lewat simbol – simbol yang mengungkap asal – usul masyarakat. Namun mitos bukanlah suatu cerita sejarah karena tidak memuat unsur ruang dan waktu tertentu.

            Kehadiran mitos bisa berbeda mengikuti kekhasan budaya pada suatu tempat, pada mulanya mitos merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pedoman dan arah kehidupan masyarakat. Dimana mitos menceritakan proses perubahan suatu keadaan, dunia kosong menjadi berpenghuni, asal – usul manusia, binatang dan tumbuhan sehingga dengan cerita ini mitos memiliki fungsi sebagai sarana untuk melindungi dan memperkuat moralitas, keyakinan dan kepercayaan serta peraturan – peraturan lain sebagai tuntunan masyarakat. Namun dewasa ini, mitos tidak lagi mampu menyampaikan makna yang sesungguhnya. Pandangan mitos sekarang ini hanya sekedar pemaknaan dangkal dan hanya mewakili dari yang tampak. Sayangnya keadaan ini sudah berlangsung lama dan menjadi konsumsi massa.

            Memang hal klasik yang terjadi di dunia adalah salah dan benar, iya dan tidak serta positif dan negatif. Begitupun yang terjadi dengan mitos yang kemudian dalam perkembangannya lebih mengarah kearah yang negatif. Masyarakat yang merupakan komunitas “pengguna” mitos, diwajibkan oleh penguasa untuk mempertahankan mitos yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga unsur pengagungan dan kesetiaan yang berlebihan menjadi sangat kental. Kepatuhan masyarakat merupakan sarana politik yang berperan untuk menjalankan kepentingan penguasa. Mitos memiliki daya tarik yang kuat, masyarakat “menelan” nilai – nilai ini tanpa pertimbangan dengan anggapan itu berfungsi juga sebagai pengungkapan kepentingan mereka (masyarakat).  
Contohnya adalah mitos raja sebagai keturunan dewa, raja digambarkan keluar dari laut yang terbelah atau turun dari gunung yang tinggi. Raja juga biasanya memiliki simbol, baik berupa benda seperti keris, tongkat, bendera dan mahkota. Maupun simbol berupa kekuatan magis yang sakti dan identik dengan fungsinya sebagai penguasa. Hal ini merupakan salah satu cara penguasa untuk memberikan legimitasi dan eksistensi kekuasannya.

            Ini merupakan suatu dilema besar dalam masyarakat kini yang memiliki perkembangan pesat baik dalam hal pola  pikir maupun budaya yang mengarah kearah rasionalitas dan realitas. Mitos pada masa ini sudah membagi masyarakat kedalam dua kelompok yang maju dan yang masih berkubang dalam fantasi masa lalu. Mitos yang pada awal kemunculannya ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat namun dalam perjalanannya banyak mendapat pengaruh dari penguasa sehingga membuat masyarakat terlena. Sekarang mitos hanya menjadi kenangan kejayaan masa lampau dan pelarian dari dunia nyata sehingga masyarakat terjerat dalam kubangan mimpi. Jika pola pikir ini terus dipertahankan maka akan menjadi tembok besar dalam upaya perkembangan masyarakat itu sendiri.


BUDAYA DAN KONSUMSI

            Budaya konsumsi merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi konsumsi, juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Pengaruh budaya terhadap pola konsumsi, James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard (1994) dalam bukunya yang berjudul Perilaku Konsumen membagi 3 jenis pengaruh budaya terhadap pola konsumsi, yaitu:
  • Pengaruh Budaya Terhadap Struktur Konsumsi, budaya dapat mempengaruhi struktur konsumsi, karena adanya larangan, hukuman, tekanan, ataupun paksaan dari budaya tersebut untuk mempengaruhi pola dan bentuk yang terorganisir dari individu dan masyarakat dalam berbagai cara dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Komponen budaya sendiri dapat berupa agama dan kepercayaan, sistem hukum, dan adat istiadat. Pengaruh budaya terhadap konsumsi dapat di lihat pada perilaku individu dan masyarakat dalam berkonsumsi, senantiasa di sesuaikan dengan tuntunan budaya yang di anut.
  • Pengaruh Budaya Terhadap Pemaknaan Sebuah Produk, budaya menuntun individu dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan maupun keinginan terhadap barang dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat berupa nilai ataupun norma. Dalam tiap-tiap kebudayaan, terdapat ciri khas masing–masing yang membawa pemaknaan terhadap suatu produk.
  • Pengaruh Budaya Terhadap Pengambilan Keputusan Individu, individu dalam mengambil keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan dari pengaruh budaya. Di antaranya di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam masyarakat terdapat ide/gagasan mengenai, apakah suatu pengalaman berharga, tidak berharga, bernilai, tidak bernilai, pantas atau tidak. Inilah yang di artikan sebagai nilai. Sedangkan norma sendiri dimaknai sebagai peraturan yang ditetapkan secara bersama-sama, yang menuntun perilaku seseorang dalam mengambil keputusan.

STRATEGI PEMASARAN DENGAN MEMPERHATIKAN BUDAYA

            Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu masyarakat. Dengan memahami budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi.
Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
  • Tekanan pada kualitas
  • Peranan wanita yang berubah
  • Perubahan kehidupan keluarga
  • Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
  • Waktu senggang yang meningkat
  • Pembelian secara impulsif
  • Hasrat akan kenyamanan


TINJAUAN SUB-BUDAYA

            Budaya yang ada di dalam suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil. Inilah yang disebut dengan subbudaya. Sub-budaya bisa tumbuh dari adanya kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Suatu budaya akan terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi.

SUB BUDAYA DAN DEMOGRAFI

            Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di dalam varibel demografi tersebut, kita bisa mendapatkan Sub- budaya yang berbeda, yaitu suku sunda, batak, padang, dsb.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi :
  • Usia, merupakan hal yang penting untuk dipahami, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Siklus hidup seorang konsumen akan ditentukan oleh usianya. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai usia tersebut, kemudian membuat beragam produk yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
  • Pendidikan dan Pekerjaan, pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Profesi dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Dari sisi pemasaran, semua konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda adalah konsumen potensial bagi semua produk dan jasa. Pemasar harus memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda, dan produk apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. 
  • Lokasi geografik, dimana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang tinggal di desa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa. Sebaliknya, konsumen yang tinggal di kota-kota besar lebih mudah memperoleh semua barang dan jasa yang dibutuhkannya. Para pemasar harus memahami dimana konsumen tinggal agar pemasar dapat memfokuskan kemana produknya akan dijual.


LINTAS BUDAYA (CROSS CULTURAL CONSUMER BEHAVIOR)

            Secara umum kebudayaan harus memiliki tiga karakteristik, seperti:
  • Kebudayaan dipelajari, artinya: kebudayaan yang dimiliki setiap orang diperoleh melalui keanggotaan mereka didalam suatu kelompok yang menurunkan.
  • Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya : setiap unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya: unsure agama berkaitan erat dengan unsure perkawinan, unsur bisnis berkaitan erat dengan unsur status sosial.
  • Kebudayaan dibagikan, artinya: prinsip-prinsip serta kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam suatu kelompok.


BUDAYA PEMASARAN DALAM LINTAS BUDAYA

            Beberapa hal dalam pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bagaimana mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri, bagaimana keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi, bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk.



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sources :