Pages

FORZA JUVE !

FORZA JUVE !

Jumat, 06 Juni 2014

A K U


Judul
AKU
Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Penyair Chairil Anwar
Pengarang
Sjuman Djaya
Penerbit
PT. Metafor Intermedia Indonesia
Jl. Arteri Pondok Indah No. 1 Jakarta 12310
Cetakan
Kedua, Tahun 2003
Cetakan Pertama
1987
Tebal Buku
xii + 155 hlm
Ukuran Buku
19, 7 cm
Harga Buku
 --


Bom atom pertama meledak di kota Hiroshima.
Langit berselaput awan cendawan berbisa.
Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas.
Gedung-gedung beton runtuh.
Aspal-aspal jalan terbakar menyala.
Bumi retak-retak berdebu, di segala penjuru.
Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka.

Seekor kuda paling binal,
berbulu putih dan berambut kuduk tergerai,
berlari di pusat kota jakarta.
Tidak peduli pada yang ada,
sekelilingnya juga tidak pada manusia.

Dia merengkik alangkah dahsyatnya,
menampak dan menyepak alangkah merdekanya.
Dunia ini seolah cuma menjadi miliknya!
Dan sekaligus seolah dia bicara:

                                kalau sampai waktuku
                                kumau tak seorangkan merayu
                                tidak juga kau
                                tak perlu sedu sedan itu
                                aku ini binatang jalang
                                dari kumpulannya terbuang
                                  
Gaung suara ini
seolah membelah langit,
membelah bumi.

Membelah juga rel kereta api
di pinggir kota.

Akhirnya juga membelah
peron stasiun yang
berpagar kawat duri.

Tapi sang kuda binal
melompat tidak peduli.
Sepotong ujung kawat duri
menggores perut
menggores paha juga.
Darah segar menyembeur keluar.
Membuat noktah-noktah merah
di bulunya yang putih.
Tapi dia Cuma menengadah ke udara,
dan meringkik lagi:

                                biar peluru menembus kulitku
                                aku tetap meradang menerjang
                                luka dan bisa kubawa berlari,
                                berlari
                                hingga hilang pedih peri…

Sampai juga sang kuda melayang
di atas gerbong kereta dan gubuk-buguk liar,
gerbong dan gubuk busuk,
milik perempuan-perempuan berdaki.

Meneteslah darah segar,
ketika kuda melayang di atas sana.
Dan jatuh menimpa
sebuah wajah dari:

Lelaki kurus berambut panjang,
bermata cekung tapi tajam,
berdada telanjang dan kurus bertulang-tulang.
Tapi dialah lelaki resah,
berwajah gelsah dan mata merah.
Lelaki yang baru saja keluar dari pintu reot
sebuah gubuk yang basah.

Lelaki itu terkejut seketika,
memandang langit sambil mengusap mukanya.

Dia cuma menemukanlanit kosong
di ujung-ujung atap gubuk yang menyesak.
Langit yang kerut-merut  tanpa cahaya.

Sedang di kejauhan,
masih tinggal tersisa
sepotong ringkikan sang kuda:

                                dan aku akan lebih tidak peduli
                                aku mau hidup
                                seribu tahun lagi!


...


Chairil Anwar, ternyata berada di sebuah ruang interogasi, pada sebuah penjara milik KenpeTai. Tubuh yang kerempeng itu di telanjangi oleh dua prajurit Jepang, sementara seorang opsir Nampak berdiri agak jauh menyaksikan. Opsir ini pernah kita lihat di studio pusara pimpinan Sudjojono, bernama Shimitshu.

Salah seorang prajurit kelihatan membentak sambil menghajar muka Chairil sampai terlempar melayang membentur dinding jeruji besi dan jatuh. Prajurit lain mencekal tangannya dan berusaha mengangkat tegak. Tapi Chairil menolak, bahkan membentak:

“Hayuh, pukul lagi! Kita lihat, siapa lebih dulu menyerah pada kebinatangan ini!”

Dan memang prajurit yang tangannya dikibaskan tadi jadi penasaran dan menendang dengan sepatunya ke arah muka Chairil yang sedang berusaha tegak berdiri. Chairil kembali terpelanting, tapi dia segera tegak dan maju ke depan prajurit pertama sambil kembali menghardiknya:

“Biar peluru menembus kulitku sekalipun, aku akan tetap menerjang! –

(Chairil berdarah mulutnya dan tertawa menyeringai ke arah Opsir Shimitsu)

–  Aku bilang, luka dan bisa ini akan kubawa berlari bersama jutaan rakyat di seluruh Asia Timur Raya ini. Sampai hilang pedih peri! Dan kamu mampus di ujung pedang yang kamu asah sendiri! Kawan-kawan, mari kita ayun pedang, ke dunia terang!”

...

Ternyata perempuan itu memasuki halaman yang cukup besar di kampong itu. Chairil ikut masuk, dan perempuan kembali menyerbu dengan sengitnya:

“Sudah, sampai sini saja, kamu! Berani masuk, aku panggilkan ayahku!”

Habis menyembur itu Perempuan terus berlari masuk ke dalam rumah. Tapi sebelumnya Chairil sempat menyahuti:

“Ah, akan sia-sia sekali kalau aku sampai tidak jumpa ayahmu!”

Chairil terus naik ke teras depan dan duduk di kursi tamu yang ada di sana. Tenang saja.

Senin, 02 Juni 2014

TULISAN : RESENSI BUKU "AKU"

AKU
Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar




IDENTITAS BUKU

Judul
AKU
Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Penyair Chairil Anwar
Pengarang
Sjuman Djaya
Penerbit
PT. Metafor Intermedia Indonesia
Jl. Arteri Pondok Indah No. 1 Jakarta 12310
Cetakan
Kedua, Tahun 2003
Cetakan Pertama
1987
Tebal Buku
xii + 155 hlm
Ukuran Buku
19, 7 cm
Harga Buku
 --

KEPENGARANGAN

Sjuman Djaya lahir di Purworejo, 5 Agustus 1934 yang merasa lebih sebagai “Anak Betawi” bercita-cita ingin menjadi penerbang. Tetapi, bakat membawa Sjuman menjadi pemain sandiwara, penulis sajak, dan crita pendek. Ia kemudian dikenal sebagai anggota “Seniman Senen”. Cuma sekita 16 karya lahir selama 14 tahun karir perfilmannya. Secara jumlah mungkin kecil, tetapi dengan jumlah itulah Sjuman Djaya hampir selalu meraih piala citra pada setiap kehadirannya dalam Festival Film Indonesia (FFI). Dan dari jumlah itu pula ia berhasil mengangkat dirinya menjadi seorang di antara segelintir sutradara Indonesia yang tidak dapat didikte oleh produser film.

Film-film yang lahir dari bung Sjuman – begitu panggilan akrabnya – memang melekat dengan “realita sosial” itu. Misalnya: Si Doel Anak Betawi dan Si Mamad (1973), Laila Majenun (1975), Si Doel Anak Modern (1976), Kabut Sutra Ungu (1979), Bukan Sandiwara (1980), Kartini (1982), Budak Nafsu (1983), dan Kerikil-Kerikil Tajam (1984). Film terakhirnya, Opera Jakarta, yang dibintangi istrinya, Zoraya Perucha, belum sempet terselesaikan ketika Sjuman meninggal 19 Juli 1985.


SINOPSIS

Bom atom pertama meledak di kota Hiroshima.
Langit berselaput awan cendawan berbisa.
Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas.
Gedung-gedung beton runtuh.
Aspal-aspal jalan terbakar menyala.
Bumi retak-retak berdebu, di segala penjuru.
Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka.

...

Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi atas debu
Dan duka maha tuan bertahta…

Narasi dari sajak diatas, gaungnya sampai di mana-mana, karena sajak ini tercetak sudah dalam sebuah majalah yang dikelola oleh penerbit “Balai Pustaka”.

Seluruh redaksi majalah seni, seluruh seniman dari segala kategori, secara berantai membaca beberapa potong sajak yang terasa bernafas baru, hangat, kuat, kental, dan sangat bersemangat, dari seorang penyair yang sama sekali beluM dikenal,. yang menyebut dirinya dengan nama: CHAIRIL ANWAR

...

Aku!
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

“AKU” sebuah buku yang di skenaroi dan sutradarai oleh Sjuman Djaya yang mengisahkan perjalanan dan karya-karya penyair Chairil Anwar, seorang seniman yang tidak pernah dihargai oleh para kritikus karena dianggap sebagai seniman yang bombastis, liar, dan penyair yang merusak nilai sastra dengan bahasa yang lugas tanpa di hias-hias.

Buku ini berskenario tentang perjalanan penyair Chairil Anwar dari masa-masa kecil bersama ibu dan neneknya, ketika beranjak menjadi pemuda liar, menciptakan sajak-sajak liar yang lepas dari unsur sastra. Ia memulai karirnya pada masa penjajahan Jepang yang sumpek dan penuh tekanan. Tetapi ia bisa mengatasi kesulitan lingkungan hidup saat itu dan menciptakan lingkungan kreatifnya sendiri dan sempat angkat senjata berjuang melawan penjajah Jepang, hingga pembuktian kedewasaan melalui kisah cinta romantis bersama wanita-wanita yang pernah hidup dengannya.

Panorama dunia seni sastra Indonesia segera berubah setelah Chairil Anwar hadir dengan karya-karyanya. Ia membuka kesadaran pada seniman sezamannya dan sesudah zamannya. Mereka mulai melihat kemungkinan yang lebih luas untuk perkembangan kepribadian dan gaya kesenian yang baru.

Tidak mengherankan apabila Sjuman Djaya tertarik menuliskan skenario tentang hidup Chairil Anwar . ia menganggap bahwa setiap kenangan akan kehadiran sang penyair dan setiap pembacaan kembali sajak-sajaknya akan selalu menunggah dinamika di dalam kehidupan.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Kelebihan
  • Buku ini memuat kisah perjalanan Chairil Anwar sebagai pelaku utama. Senang, sedih, angkuh, dan marah sang penyair diungkapkannya secara apik dalam buku ini.
  • Sajak-sajak Chairil Anwar yang sederhana tanpa hiasan dan skenario dari Sjuman Djaya di kemas secara baik dalam buku ini
  • Bagi penikmat sajak dari sang penyair Chairil Anwar, buku ini layak dijadikan referensi bacaan karena buku ini memuat sajak Chairil Anwar yang terlah di skenariokan oleh Sjuman Djaya.

Kelemahan
  • Buku ini dinilai terlalu subjektif, terutama terlalu menonjolkan sisi positif dari Chairil Anwar.
  • Bagi para pembaca “awam” dalam sastra, perlu dibaca berulang agar lebih mengerti isi dari buku ini.

SARAN

Buku ini cukup menarik ini sehingga tidak perlu banyak ada hal yang ditambahkan lagi. Tetapi mungkin lebih dibuat percetakan ulangnya, karena buku ini cukup sulit untuk ditemukan saat ini agar dapat memperkenalkan sosok sang penyair – Chairi Anwar – kepada penyuka sastra di generasi berikutnya.

Teori Laporan Ilmiah dan Contohnya

PENGERTIAN

            Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah.

            Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

            Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :

a. Laporan Lengkap (Monograf)
  • Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
  • Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
  • Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
  • Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
  • Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
  • Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
  • Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
  • Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c. Laporan Ringkas
            Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).


CIRI - CIRI LAPORAN YANG BAIK

Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:

  • Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku). 
  • Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
  • Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
  • Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
  • Adanya kesimpulan dan saran
  • Laporan dibuat menarik dan juga interaktif

SYARAT LAPORAN ILMIAH

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
  2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
  3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
  4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
  5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
  6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
  7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

PERSYARATAN BAGI PEMBUAT LAPORAN (menurut Mukayat Brotowidjojo)
  • memiliki pengetahuan tangan pertama;
  • memiliki sifat tekun dan teliti;
  • bersifat objektif;
  • kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan;
  • kemampuan mengatur fakta secara sistematis;
  • pengertian akan kebutuhan pembaca.

FORMAT LAPORAN ILMIAH

            Ada berbagai macam format penulisan. Namun perbedaan di antara format format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.
  2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.
            Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :

Bagian awal

  1. halaman judul
  2. Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
  3. Halamn kata pengantar atau prakata
  4. Daftar isi
  5. Daftar tabel (jika ada)
  6. Daftar gambar (jika ada)
  7. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian Utama

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
  2. Rumusan masalah
  3. Tujuan penelitian
  4. Ruang lingkup
  5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
  2. Kerangak teori
  3. Kerangka konsep
  4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN

  • Jenis penelitian
  • Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
  • Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
  • Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
  • Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
  • Lokasi dan waktu penelitian
  • Teknik pengumplan data.
  • Instrumen penelitian yang digunakan
  • Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;
  • Instrumen penelitian
  • Berbagai data sekunder yang diperlukan
  • Anggaran penelitian
  • Jadwal penelitian

Daftar Pustaka :



CONTOH LAPORAN ILMIAH SEDERHANA


PENELITIAN TENTANG KEMACETAN DI JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia, pertumbuhan penduduk adalah masalah yang paling sulit untuk diatasi, ditambah kesenjangan perekonomian yang hanya terpusat pada kota-kota besar, terutama di Jakarta, membuat penduduk luar Jakarta memilih untuk bertransmigrasi ke Jakarta untuk memperbaiki perekonomiannya. Hal ini menyebabkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan penduduk terpadat. Hal itu menyebabkan berbagai masalah, salah satunya yaitu kemacetan. Jakarta dianggap sebagai salah satu kota dengan tingkat kemacetan paling ekstrim dimana dalam kutipan BBC News Magazine, untuk mencapai jarak 2KM, membutuhkan waktu sekitar 30 Menit.

1.2 Rumusan Masalah

1.       Apa yang menyebabkan kemacetan di Jakarta?
2.       Apa dampak kemacetan di Jakarta?
3.       Bagaimana upaya untuk menanganinya?

1.3 Tujuan Penelitian

1.       Mengetahui penyebab kemacetan di Jakarta
2.       Mengetahui dampak yang timbulkan dari kemacetan di Jakarta
3.       Mengetahui upaya pemecahan kemacetan di Jakarta


BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Pengertian Kemacetan di Jakarta

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta. Kemacetan lalu lintas menjadi masalah sehari – hari di Jakarta.

2.2 Penyebab Terjadinya Kemacetan di Jakarta

Provinsi DKI Jakarta selalu diidentikkan dengan kemacetan. Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago memaparkan, ada sembilan hal yang menjadi penyebab macet di ibu kota.

Pertama, ruas jalan jauh di bawah kebutuhan normal yang seharusnya 20 persen dari total luas kota. Saat ini, lahan jalan Jakarta hanya 6,2 persen saja dari total lahan.

Kedua, moda angkutan umum belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar.
"Namun, yang terjadi saat ini Jakarta masih dilayani 16 ribu angkot. Jumlah angkot harus diciutkan drastis," kata dia saat memberikan kultwit di akun Twitter-nya @andrinof_a_ch.

Penyebab ketiga yaitu minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan penyeberangan orang. Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat arus lalu lintas sedang tinggi. Ini tentu menghambat laju kendaraan.

Keempat, karena kebijakan perumahan perkotaan yang salah. Rumah susun di Jakarta jumlahnya amat kecil. Akibatnya, orang menyebar ke daerah pinggir. "Penyebaran rumah ke pinggir membuat orang lama dan banyak berada di jalan," ujar Andrinof. 

Penyebab kelima karena banyaknya persimpangan jalan yang belum memiliki bangunan fly over maupun underpass.

Keenam, angka urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di pinggir Jakarta amat tinggi. Jumlahnya di atas 4,5 persen per tahun. Sementara, mayoritas dari mereka bekerja di Jakarta.

Penyebab ketujuh, yaitu karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan tol.

Sementara penyebab nomor delapan yaitu karena kurangnya angkutan massal seperti bus dan kereta. 

Penyebab terakhir, yaitu karena buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan seperti mall dan ruko. "Di luar sembilan penyebab tersebut, ada dua masalah fundamental di masa lalu, yaitu kepemimpinan birokrasi dan tata kelola anggaran," ujar pengamat dari Universitas Indonesia itu.

2.3 Dampak Terjadinya Kemacetan di Jakarta

Dampak Terhadap Perekonomian

Dewan Transportasi Kota Jakarta menyebutkan kerugian akibat kemacetan sepanjang tahun ini mencapai Rp 28 triliun. Secara nasional, kerugiannya hingga Rp 32 triliun. Karena macet, banyak para pengguna jalan kehilangan waktu dan sebagainya. Selama 2011, kerugian akibat kemacetan di Jakarta mencapai Rp 28 triliun atau 32 triliun untuk angka kerugian akibat macet secara nasional. Angka itu berasal dari bahan bakar terbuang, waktu pengguna yang terbuang dan kerusakan lingkungan akibat gas karbon. Selanjutnya dikatakan bahwa tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Dampak ekonomi yang cukup tinggi (Rp 30 triliun per tahun) merupakan indikator mutlak bahwa perlu diupayakan secepatnya program untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
Dampak Terhadap Psikologis
Macet di Jakarta sudah menggila dan membuat stres semua orang. Kalangan pengusaha pun khawatir macet di ibukota bisa membawa dampak psikologis pada karyawan dan pada akhirnya bisa menurunkan produktivitas. Selain dampak psikologis yang bisa menurunkan produktivitas karyawan, macet di ibukota juga telah meningkatkan biaya produksi yang lebih besar. Karenanya, para pengusaha pun berniat untuk untuk memindahkan usahanya ke luar negeri.

Dampak Terhadap Kesehatan

Kemacetan merupakan “makanan” sehari-hari penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti di Jakarta. Setiap partikel karbondioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan pun menjadi bagian yang membahayakan bagi para pengguna jalan dan penduduk di sekitar daerah kemacetan. Penyakit pernapasan, jantung, dan kanker adalah sebagian efek samping yang kerap menjadi perhatian. University of Southern California yang menganalisis efek polusi udara terhadap kesehatan otak 7.500 wanita di 22 negara bagian di Amerika Serikat, melaporkan bahwa gas buangan kendaraan bermotor dapat memengaruhi kapasitas mental, inteligensi, dan stabilitas emosi. Berdasarkan hasil penelitian di Belanda, menghirup asap kendaraan bermotor selama 30 menit dapat meningkatkan intensitas kerja otak yang memengaruhi perilaku, kepribadian, kemampuan mengambil keputusan, dan meningkatkan stres. Dalam penelitian lain di Columbia University dan Harvard University ditemukan bahwa 90 hari terekspos dengan polusi udara dapat memengaruhi molekul gen bayi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New York, Boston, Beijing, dan Krakow didapatkan bahwa anak-anak yang tumbuh di sekitar daerah dengan emisi CO2 yang tinggi memiliki tingkat inteligensi yang lebih rendah. Mereka juga lebih mudah mengalami depresi, kecemasan, dan kesulitan konsentrasi. Selain anak-anak, orang dewasa pun dapat merasakan pengaruh dari emisi CO2, yaitu mengalami masalah ingatan dan pikiran, serta kemungkinan meningkatnya risiko terkena penyakit Alzheimer dan Parkinson. Tingkat polusi udara yang tinggi akibat kendaraan bermotor juga memengaruhi kandungan. Heather Volk dari USC Keck School of Medicine menemukan bahwa ibu-ibu yang tinggal 1.000 kaki dari jalan raya di Los Angeles, San Francisco, dan Sacramento kemungkinan besar akan melahirkan anak dengan gangguan autisme. Sebuah penelitian jangka panjang yang dikembangkan oleh Frederica Perera dari Columbia University’s Center for Children’s Enviromental Health menunjukkan adanya pengaruh buruk dari emisi CO2 terhadap kandungan. Perkembangan kapasitas mental yang lambat, tingkat IQ yang lebih rendah, serta tingkat kecemasan, depresi, dan kesulitan konsentrasi merupakan sebagian dari efek samping yang dihasilkan. (Sumber: www.jagatreview.com)

2.4 Upaya Pemecahan Kemacetan di Jakarta

Parking surcharge, bukan road pricing

Road pricing bagus, tapi repot pelaksanaannya dan rawan pelanggaran. Ada cara lebih mudah dan efektif: kenakan saja biaya parkir tambahan yang cukup tinggi (Rp 20.000 per sekali masuk?) di luar biaya parkir resmi buat seluruh kendaraan yang parkir di kawasan bisnis utama Jakarta. Orang akan enggan membawa mobil ke kawasan tersebut . Kalaupun membawa mobil, kalau sudah parkir akan enggan mengeluarkannya lagi. Untuk bepergian mereka akan terdorong untuk memilih berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum.

Jalur pejalan kaki bukan jalur sepeda

Supaya orang tidak sedikit-sedikit membawa mobil, trotoar harus tersedia di semua jalanan padat di Jakarta. Dengan demikian, untuk keperluan singkat -- makan siang, misalnya -- orang tak perlu berkendara. Jalur pejalan kaki yang baik juga akan merangsang orang untuk naik kendaraan umum. Sekarang ini kalau Anda turun bus Trans-J di Jalan Buncit Raya, misalnya, Anda akan bingung: mau jalan dimana, tidak ada trotoar?Membangun jalur sepeda saat ini terlalu berlebihan. Jakarta terlalu luas, sepeda bukan solusi transportasi. Kendaraan umum plus jalur pejalan kaki yang baik lah solusi yang tepat.


Berlakukan undang-undang tenaga kerja untuk pekerja transportasi


Saat ini sopir dan pembantu sopir metro-mini dan mikrolet tidak diikat dalam perjanjian kerja yang jelas, yang sesuai dengan peraturan perburuhan. Mereka tidak digaji tetapi dikenai target setoran (dan mendapatkan kelebihannya). Mereka pun terdorong untuk berperilaku seperti yang kita lihat seekarang: berhenti sembarangan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, ngetem, main serobot, dan sebagainya. Akibatnya, mereka menambah keruwetan lalunlintas yang sudah padat. Kalau mereka digaji seperti tenaga kerja lain dorongan untuk bersaing merebut penumpang akan berkurang dan bisa diharapkan mereka akan mengendarai mobil dengan lebih tertib.

Secara bertahap perbaiki kualitas kendaraan umum

Kendaraan umum di Jakarta, terutama metromini dan yang sejenisnya, banyak yang sudah tak layak jalan. Sering mogok dan tak nyaman dinaiki. Kalau sudah mogok menutupi jalan. Tidak perlu diganti seluruhnya secara langsung. Bertahap saja. Persyaratan untuk pengadaan baru ditambah (misal, perlu pakai pendingin udara).

Normalisasi jalan

Jalan di Jakarta banyak yang tidak standar: lajur menyempit mendadak atau malah hilang, lajur putar balik atau belok kanan tidak ada sehingga mengganggu kendaraan yang mau lurus, dan sebagainya. Ketimbang membangun jalan baru, Pemda DKI lebih baik menormalisasi jalan-jalan yang tak standar ini. Tentu perlu pembebasan tanah, terutama disekitar persimpangan tapi pasti tanah yang perlu dibebaskan tak akan sebanyak kalau membangun jalan baru.

Marka jalan dibuat lagi

Sebagian besar jalan di Jakarta tak punya maraka-marka jalan -- pembatas antar lajur, penanda arah lajur, garis berhenti di perempatan, dan sebagainya. Marka-marka jalan harus dibuat lagi supaya pengendara bisa lebih disiplin dan kalau melanggar bisa ditilang.  Sangat memalukan bahwa Jakarta tak bisa membuat marka jalan dengan benar. Lihatlah Surabaya atau Yogyakarta. Jalan-jalan di sana mulus rapi dan dengan dilengkapi marka yang lengkap dan jelas tak seperti Jakarta yang jalnnya bipeng-bopeng serta polos tanpa tanda apa-apa untuk membantu pengendara.

Aturan lalu lintas ditegakkan benar

Pengendara harus diajari disiplin. Setiap pelanggaran harus ditilang. Kendaraan yang tak memenuhi syarat -- terutama kendaraan umum -- harus dikandangkan. Saya yakin dengan 7 langkah mudah di atas, lalu lintas Jakarta akan menjadi jauh lebih baik. Jumlah kendaraan yang lalu lalang akan berkurang, kendaraan umum akan diminati, dan orang akan rela untuk berjalan kaki untuk tujuan-tujuan dekat.

BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Setelah membaca makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa :
  • Kemacetan merupakan situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
  • Kemacetan terjadi karena jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan yang masih di bawah kapasitas normal dan dapat disebabkan faktor – faktor lain.
  • Dampak kemacetan dapat berimbas terhadap berbagai aspek seperti aspek ekonomi, psikologis dan kesehatan.
  • Cara menanggulangi dan atau meminimimalisir kemacetan adalah dengan pembangunan sarana dan prasarana bagi para pengguna jalan serta kesadaran diri dari pemakai jalan.

B.     SARAN

Kepada masyarakat agar lebih menaati peraturan lalu lintas dan manfaatkanlah transportasi umum sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisir. Bagi pemerintah agar membangun sarana dan prasarana yang memadai bagi pengguna jalan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan meminimalisir kemacetan.

DAFTAR PUSTAKA