Pages

FORZA JUVE !

FORZA JUVE !

Jumat, 20 Desember 2013

Dinamika Kelompok dan Kelompok Rujukan

KELOMPOK RUJUKAN

            Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
            Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.


KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN

            Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama.
            Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
            Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi (perilaku konsumen) adalah penting, tetapi sering diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan, yaitu:
  • Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan keluarga, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan.
  • Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain didalam keluarganya. contohnya, anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orangtuanya

VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN

            Ada 4 variabel struktural yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, yaitu:
  1. Usia kepala rumah tangga atau keluarga. Usia kepala rumah tangga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, dimana sang kepala keluarga yang membuat keputusan dalam keluarga. Kepala keluarga dengan usia matang tentu lebih mengalokasikan pendapatannya ke hal yang lebih untuk mempersiapkan masa depan
  2. Status perkawinan. Keperluan seorang yang single dengan yang sudah bersuami/istri tentu berbeda. Karena itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
  3. Kehadiran anak. Kehadiran anak juga sangat menetukan pengalokasian pendapatan, mungkin bagi yang belum punya anak lebih mengalokasikan pendapatan untuk kepentingan berdua (suami dan istri), namun dengan kehadiran anak maka dana akan dialokasikan untuk anak mereka, dari pakaian, makanan, mainan dan untuk masa depan anak.
  4. Status Pekerjaan. Seorang anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap tetap akan lebih berani membeli seuatu daripada yang pekerjaannya tidak tetap.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN

            Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
            Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.

Siklus Keluarga Menurut Duval (Niacholas 1984) ada siklus perkembangan keluarga
Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

Siklus Kehidupan keluarga
            Menurt neightbor (1985) tahapan tugas dan masalah – masalah yang menjadi isu penting dalam setap tahapan siklus kehidupan keluraga sbb:

1.      Tahap perkawinan : pada tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan dan saling mengenal serta memahami pribadi masing – masing untuk bersama – sama membangun keluaraga.
2.      Tahap Melahirkan anak : Pada tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana menciptakan suasana dan peran dengan adanya kehadiran anak.pada tahap ini bagaimana dapat salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali peran masing - masing, mana yang menjadi tugas suami dan mana yang menjdi tugas istri mengasuh anak
3.      Tahap membesarkan anak- anak memasuki sekolah dasar : pada tahap ini tugas utamanya adalah emngasuh dan mendidik anak–anak. Pada tahap ini tentang menyediakan lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak–anak, bagaimana menjdai orang tua yang baik, keterlibatan dengan masyarakat, waktu yang lebih banyak untuk mencurahkan kepada anak -anak,terutama untuk ibu dan bagaimana memberikan perhatian dan mengasuh yang adil diantara anak -anak.
4.      Membesarkan anak -anak usia remaja : pada tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam mengatur batasan–batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Neighbour memberikan istilah orang tua melakukan “boundary testing”. Isu yang penting tahap ini adalah tari–meneraik antara mengendalikan dan memberikan kebebasan kepada remaja, berusaha untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan pada anak, masalah individualisasi dan keinginan anak mulai dilepaskan
5.      keluarga mulai melepaskan anak –anak : Pada tahap ini anak – anak mulai menikah dan orang tua mulai akan ditinggalkan anak-anak.tugas orang tua adalah mempersiapkan anak -anaknya siap untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Perubahan trasnsisi peran yang dilakukan setelah anak -anak tinggal di rumah dengan peran anatara       ketika anak -anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu penyesuaian antara suami istri dengan kondisi baru.
6.      Tahap – tahap pertengahan : pada tahap ini suami istri berusaha untuk melakukan evaluasi diri dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan masing–masing. Timbulnya krisis tengah baya, perasaan puas atau sebaliknya munculnya kekecewaan, menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi terhadap mas apensiun atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena meninggal
7.      Usia tua : Pada tahap ini tugas yang dilakukan adalah menghadapi kematian.isu-isu penting timbul adalh munculnya penyakit tua, mulai mendekat.


SIKLUS HIDUP KELUARGA MODEL TRADISIONAL

            Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:

  • Tahap I: Bachelor, pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
  • Tahap II: Honeymooners, pasangan muda yang baru menikah.
  • Tahap III: Parenthood, pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
  • Tahap IV: Postparenthood, sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
  • Tahap V: Dissolution, salah satu pasangan sudah meninggal.

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH

            Secara umum saat ini di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan denga peran mulai berubah karena masyarakat saat ini makin kompleks. Hal ini  dipengaruhi oleh beberapa sebab, antara lain :
  1. Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena anggotanya semakin menurun.
  2. Single parent meningkat karena adanya perceraian
  3. Orang tau tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
  4. Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
  5. Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
  6. Status perceraian relatif biasa.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

            Metodologi yang digunakan untuk meneliti studi tentang keputusan keluaraga hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah ini ;
1.    Kerangka Proses-Keputusan.
2.    Kategori Sturktur-Peran. 
3.    Bias Pewawancara. 
4.    Seleksi Responden



IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN

            American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
           Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6). 
           Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
           Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).



Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2013/12/perilaku-konsumen-minggu10-dinamika.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar