KELOMPOK RUJUKAN
Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat
ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi, yaitu
fungsi komparatif, fungsi normatif dan fungsi perspektif.
KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal
bersama.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen
untuk membuat keputusan pembelian.
Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian
dan konsumsi (perilaku konsumen) adalah penting, tetapi sering diabaikan dalam
analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan,
yaitu:
- Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan keluarga, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan.
- Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain didalam keluarganya. contohnya, anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orangtuanya
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Ada 4 variabel struktural yang mempengaruhi pembelian dalam
keluarga, yaitu:
- Usia kepala rumah tangga atau keluarga. Usia kepala rumah tangga merupakan variabel yang mempengaruhi pembelian dalam keluarga, dimana sang kepala keluarga yang membuat keputusan dalam keluarga. Kepala keluarga dengan usia matang tentu lebih mengalokasikan pendapatannya ke hal yang lebih untuk mempersiapkan masa depan
- Status perkawinan. Keperluan seorang yang single dengan yang sudah bersuami/istri tentu berbeda. Karena itu sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
- Kehadiran anak. Kehadiran anak juga sangat menetukan pengalokasian pendapatan, mungkin bagi yang belum punya anak lebih mengalokasikan pendapatan untuk kepentingan berdua (suami dan istri), namun dengan kehadiran anak maka dana akan dialokasikan untuk anak mereka, dari pakaian, makanan, mainan dan untuk masa depan anak.
- Status Pekerjaan. Seorang anggota keluarga yang mempunyai pekerjaan tetap tetap akan lebih berani membeli seuatu daripada yang pekerjaannya tidak tetap.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU
PEMBELIAN
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota,
komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga
merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang
dialami kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
Siklus Keluarga Menurut Duval (Niacholas 1984) ada
siklus perkembangan keluarga
Tahap I, Keluarga
pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
Tahap II,Keluarga
sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
Tahap III, Keluarga
dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
Tahap IV, Keluarga
dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
Tahap V, Keluarga
dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
Tahap VI, Keluarga
melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
Tahap VII, Orangtua
usia pertengahan (pensiunan).
Tahap VIII, Keluarga
dalam masa pensiun dan lansia.
Siklus Kehidupan keluarga
Menurt neightbor (1985) tahapan tugas dan masalah – masalah
yang menjadi isu penting dalam setap tahapan siklus kehidupan keluraga sbb:
1. Tahap perkawinan :
pada tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan dan
saling mengenal serta memahami pribadi masing – masing untuk bersama – sama
membangun keluaraga.
2. Tahap Melahirkan anak
: Pada tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana menciptakan
suasana dan peran dengan adanya kehadiran anak.pada tahap ini bagaimana dapat
salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali peran masing - masing, mana yang menjadi tugas suami dan mana yang menjdi tugas istri
mengasuh anak
3. Tahap membesarkan
anak- anak memasuki sekolah dasar : pada tahap ini tugas utamanya adalah
emngasuh dan mendidik anak–anak. Pada tahap ini tentang menyediakan
lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak–anak, bagaimana menjdai orang tua
yang baik, keterlibatan dengan masyarakat, waktu yang lebih banyak untuk
mencurahkan kepada anak -anak,terutama untuk ibu dan bagaimana memberikan
perhatian dan mengasuh yang adil diantara anak -anak.
4. Membesarkan anak -anak
usia remaja : pada tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam mengatur
batasan–batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Neighbour memberikan istilah
orang tua melakukan “boundary testing”. Isu yang penting tahap ini adalah tari–meneraik antara mengendalikan dan memberikan kebebasan kepada remaja,
berusaha untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan pada anak, masalah
individualisasi dan keinginan anak mulai dilepaskan
5. keluarga mulai
melepaskan anak –anak : Pada tahap ini anak – anak mulai menikah dan orang tua
mulai akan ditinggalkan anak-anak.tugas orang tua adalah mempersiapkan anak
-anaknya siap untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Perubahan trasnsisi peran
yang dilakukan setelah anak -anak tinggal di rumah dengan peran anatara ketika
anak -anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu penyesuaian antara
suami istri dengan kondisi baru.
6. Tahap – tahap
pertengahan : pada tahap ini suami istri berusaha untuk melakukan evaluasi diri
dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan masing–masing. Timbulnya
krisis tengah baya, perasaan puas atau sebaliknya munculnya kekecewaan,
menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi terhadap mas apensiun
atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena meninggal
7. Usia tua : Pada tahap
ini tugas yang dilakukan adalah menghadapi kematian.isu-isu penting timbul
adalh munculnya penyakit tua, mulai mendekat.
SIKLUS
HIDUP KELUARGA MODEL TRADISIONAL
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan
tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah
(bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri
dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
- Tahap I: Bachelor, pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
- Tahap II: Honeymooners, pasangan muda yang baru menikah.
- Tahap III: Parenthood, pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
- Tahap IV: Postparenthood, sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
- Tahap V: Dissolution, salah satu pasangan sudah meninggal.
STRUKTUR
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
Secara umum saat ini di era globalisasi dan modernisasi
kondisi keluarga atau struktur keluarga yang berhubungan denga peran mulai
berubah karena masyarakat saat ini makin kompleks. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa sebab, antara lain :
- Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena anggotanya semakin menurun.
- Single parent meningkat karena adanya perceraian
- Orang tau tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
- Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
- Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
- Status perceraian relatif biasa.
METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Metodologi yang digunakan untuk meneliti studi tentang keputusan
keluaraga hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah ini ;
1. Kerangka Proses-Keputusan.
2. Kategori Sturktur-Peran.
3. Bias Pewawancara.
4. Seleksi Responden
Pertama, definisi di atas menekankan bahwa
perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup
konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu
implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk
satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan
Olson, 1999, hlm.6).
Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi
perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat
definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang
sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran
pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi
dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).
Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2013/12/perilaku-konsumen-minggu10-dinamika.html
IMPLIKASI BAGI STUDI PERILAKU KONSUMEN
American Marketing Association yang terdapat
pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan
kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup
mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu
perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara
pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut
melibatkan pertukaran.
Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen
di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku,
dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka
pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan
(perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta
dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan
Olson, 1999, hlm.8).
Yunan Wardana | 17211658 | 3EA17
Sumber :
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html
http://blapah-coklat.blogspot.com/2010/03/perilaku-konsumen.html
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2013/12/perilaku-konsumen-minggu10-dinamika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar