Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
Solomon (1999) mendefinisikan persepsi sebagai proses
dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih dan dipilah, kemudian
diatur dan akhirnya diinterpretasikan.
Ada bebrapa faktor yang mempegaruhi pembentukan persepsi seseorang, yaitu:
Ada bebrapa faktor yang mempegaruhi pembentukan persepsi seseorang, yaitu:
- Faktor internal
- Pengalaman
- Kebutuhan saat itu
- Nilai-nilai yang dianutnya
- Ekspektasi/pengharapannya
- Faktor eksternal
- Tampilan produk
- Sifat-sifat stimulus
- Situasi lingkungan
Ries dan trout (1986: 44) mengatakan bahwa “the consumer mind” yang menggarap persepsi manusia itu adalah medan perang pemasaran terutama dalam kiat-kiat positioning, positioning adalah kiat mempengaruhi dan membentuk persepsi konsumen terhadap produk atau merek yang diperkenalkan. Untuk memenangkan persaingan itu, maka positioning prosuk harus dirancang sedemikian rupa sehingga input sensai yang ditimbulkan olah berbagai bentuk komunikasi pemasaran benar-benar mengena, dalam arti dapat diterima system sensorik konsumen atau prospek dan diinterpretasikan seperti yang dingini oleh pamasar.
KARAKTERISTIK STIMULUS YANG MEMPENGARUHI PRESEPSI
Lefton (1982) mengartikan persepsi subliminal sebagai persepsi terhadap stimulus yang diberikan dibawah tingkat ambang rangsang sehingga penerima tidak sadar akan adanya stimulus itu. Pada umumnya pemasar ingin mempengaruhi konsumen dengan memberikan stimulus sensorik diatas ambang rangsangnya. Akan tetapi tidak semua stimulus/komunikasi pemasaran dibuat agar jatuh diatas ambang rangsang. Bebrapa iklan justru memberikan stimulus dibawah ambang rangsang yang disebut subliminal.
Pengaruh melalui subliminal tidak mudah dibuat karena pemasar tidak mau menanggung resiko yang terlalu besar. Resiko itu termasuk kalau pemirsa tidak bisa menanghkap gambar atau tulisan yang cepat atau samar-samar. Kemampuan menangkap pesan pemasar yang demikian tergantung banyak factor, seperti jarak tv dengan pemirsa, posisi pemirsa didepan televise, dan masih banyak lagi hal yang bersifat individual.
Menurut
Nugroho J. Setiadi (2003), Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah penglihatan
dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi penglihatan.
Yunan Wardana/17211658/3EA17
Sources : | Disini | Disini | Disini
Tanggapan
yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-sifat individu yang
melihatnya, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu :
- Sikap, yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang.
- Motivasi, merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap tindakan yang dilakukannya.
- Minat, merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebud
- Pengalaman masa lalu, Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar.
- Harapan, mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
- Sasaran, dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan mempengaruhi persepsi.
- Situasi, atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula.
KARAKTERISTIK
KONSUMEN YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERSEPSI
Menurut
Robbins (1998) persepsi dapat
dipengaruhi oleh karakter seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
- Attitudes. Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat itu berbeda satu dengan yang lain.
- Motives. Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
- Interests. Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita, karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
- Experiences. Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
- Expectations. Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.
PROSES PERSEPSI
Proses terjadinya persepsi meliputi :
- Proses Fisis, dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
- Proses Fisiologis, stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
- Proses Psikologis terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima.
PROSES EKSPEKTASI PADA PERSEPSI
Ekspektasi adalah
kemungkinan yang bisa timbul dan dapat dihitung dengan sebuah metode, atau
harapan besar yang di bebankan pada sesuatu yang di anggap akan mampu membawa
dampak yang baik atau lebih baik. Ekspektasi bisa mengubah persepsi
individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari
apa yang terjadi sekarang.
SEMIOTIS
Keller memandang komunikasi sebagai tindakan-tindakan, meliputi tindakan
memproduksi sesuatu yang dapat diterima oleh akal manusia, dengan tujuan untuk
membawa manusia lainnya kepada suatu penarikan kesimpulan dari suatu
interpretasi. Dalam hal ini, Keller menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu
guessing game. Kemampuan untuk menyediakan model-model interpretatif bagi mitra
tutur untuk “menebak” tujuan komunikasi disebut Keller sebagai kompetensi
semiotis (semiotic competence).
Sedangkan pengetahuan yang mendasari kompetensi
semiotis disebutnya sebagai pengetahuan semiotis (semiotic knowledge).
Kompetensi semiotis dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis dari sebuah
kompetensi bahasa. Melalui kemampuan kita untuk menggunakan persepsi secara
interpretatif, serta kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan tersebut untuk
tujuan komunikasi, tanda-tanda bahasa muncul secara spontan. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan hasil dari penggunaan pengetahuan
semiotis yang dimiliki oleh seseorang, untuk mempengaruhi mitra tuturnya
(Keller, 1998: x).
INFERENSI PERSEPTUAL
Perseptual adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi
sensori atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca
indera. Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari
premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.
IMPLIKASI PEMASARAN DAN INFERENSI PERSEPTUAL
- Konsumen cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
- Citra : total persepsi trhdp suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr berbagai sumber setiap waktu.
- Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen.
Yunan Wardana/17211658/3EA17
Sources : | Disini | Disini | Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar